Sabtu, 22 Oktober 2022

ORANG-ORANG YANG BERJASA (BAGIAN XVIII)

 (Sambungan)

Kenangan Foto Bersama Mantan Pemain Bola Voli dan Drumband Pramuka Al Irsyad Surabaya.
Paling kiri : Amang Yamani (baju merah muda), mantan pemain Nasional tahun 1960-an bersama Hasan Jawwas. Sebagai informasi, Amang Yamani dan Hasan Jawwas pernah menjadi delegasi olahraga Indonesia ke Uni Soviet tahun 1964
No. 2 dari kiri ke kanan : Moestofa Bazargan (Narasumber), Ahmad Basymeleh, Said Hayaza (baju liris), Munif Baya'syut (pakai jas), Novel Yamani, Salim Baktir (baju biru), Toriq Bayasut, Bashir Kalia, Hisyam Hayaza (baju putih), Ghozi Basymeleh, Nizar Yamani, dan Yunus Yamani (baju batik paling kanan)
Acara Haflatul Ied 1 Syawal `1402 H - 23 Juli 1982
Lokasi : Sekolah Al-Irsyad Surabaya, Jl. Danakarya No. 46

Pada kesempatan lain, Ahmad Bajabir Cs beserta pengurus lainnya mendatangi rumah P. Ratman yang ada di Jalan Kayon Surabaya dengan membawa kaset rekaman Drumband Amerika serikat yang direkam dari piringan hitam. Setelah diperdengarkan, mars dan pukulannya bagus.

Kata Ahmad Bajabir, "Kita bisa main seperti Drumband Amerika namun terkendala alat alatnya sudah tidak up to date (masih pakai kulit)." Tanya P. Ratman, "Kalau alat-alat yang seperti rekaman kaset ini bisa didapat dimana ? Coba cari informasi". Maka segera anak-anak mencari informasi dan ternyata didapat di salah satu toko yang ada di Jl. Tunjungan, Surabaya. Informasi ini kita sampaikan ke P Ratman. Dan tidak lama kemudian P Ratman bersama pengurus Drumband (Ahmad Bajabir cs) datang ke toko tersebut dan P Ratman membelikan alat-alat tersebut untuk dipergunakan Tim Drumband Pramuka Al-Irsyad Surabaya.

Kenangan Kakak Senior yang berjasa bersama anak didiknya
Ustadz Salim Makarim (pakai jas) dan Aziz Allan (dua dari kanan)
Lokasi : Tropokal (Homebase), Jl. Danakarya No. 46 Surabaya, Tempat Kenangan Drumband Pramuka Al Irsyad Surabaya

Masih menurut Moestofa Bazargan yang disampaikan kepada penulis, ada kisah menarik tentang kiprah Pramuka Al-Irsyad Surabaya yang kala itu cukup disegani oleh pihak lain. Kisahnya sebagai berikut :

Pada zaman Kepanduan, SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO IX (Mantan Wapres RI), pernah kemah satu tenda dengan ABDUL KADIR BANAIMUN. Suatu Ketika di acara yang dihadiri oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX bertemu dengan Letkol Soeratman (Ka Kwarcab Surabaya saat itu). Lalu kata beliau (Hamengkubuwono IX ke P. Ratman . “Kamu (Ratman) kan tinggal di Surabaya. Tolong kamu cari yang Namanya Abdul kadir Banaimun”. Dan Ketika pelantikan pramuka Gudep 77 di Al-Irsyad Surabaya tanggal 18 Agustus 1972, Pak Ratman bertanya kepada salah satu yang hadir dengan kalimat, “Mana yang namanya Abdul Kadir Banaimun ?”

Kenangan Letkol Soeratman, Ka Kwarcab Surabaya, sedang menginspeksi peserta Jambore dari Gudep 77 Pramuka Al-Irsyad Surabaya, di Lapangan Bumimoro Surabaya, April 1974

Maka saat itu juga P. Ratman dikenalkan dengan Abdul Kadir Banaimun. Akhirnya mereka berdua saling berbincang banyak hal termasuk perkembangan Gerakan pramuka di Al-Irsyad Surabaya. Kebetulan Moestofa Bazargan menjadi salah satu yang hadir dalam acara peresmian Gudep 77 Al-Irsyad tahun 1972 itu.

Kenangan Kakak Senior yang berjasa beserta anak didiknya
Ahmad Bajabir (paling kanan, baju kotak-kotak), Ahmad (Amak Syamlan, tengah baju batik, pegang piala), Geys Bin Muchsin Alchotib (Ketua Umum, pegang piala, baju kotak-kotak), Abdul Aziz Bahanan (baju putih, berdiri no. 4 dari kiri), beserta kawan-kawan lainnya. Acara tasyakuran setelah menjadi Juara Umum Kejurda 1982 di Surabaya.
Lokasi : Aula Perguruan Al Irsyad Surabaya 

Kenangan Kakak Senior yang berjasa, Abdul Aziz Allan, bersama anak didiknya

Itulah kisah Drumband Pramuka Al-Irsyad Surabaya dalam ikut meramaikan gelaran PON VII di Surabaya serta cerita-cerita lainnya yang kalau kita simak, menunjukkan bahwa baik pramuka maupun Drumband Al-Irsyad Surabaya tempo doeloe dapat dikatakan sebagai pioner dan penggerak. Ingin rasanya penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada orang-orang yang telah berjasa, diantaranya adalah : Abdul Kadir Banaimun, Ustadz Salim Makarim (Kepala Majelis Pembimbing Gugus Depan 77 Pramuka Al-Irsyad Surabaya yang pertama), Faisal Basymeleh, Fauzi Bamahfud, Ahmad Bajabir, Abu Bakar Bin Usman Alamudi, Abdullah (Dola) Bin Thalib, Ahmad (Amak) Syamlan, Hasan Alamudi, Abdul Malik Alamudi, Ahmad Ba’amir, Ady Zakin, Abdul Hamid Bobsaid, Aziz Allan, Aziz Bahanan, Ahmad Bin Qurusy (Amak Jida), dan masih banyak lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Orang-orang inilah yang berjasa menjalankan roda kepengurusan Pramuka dan Drumband Al-Irsyad Surabaya. Kini mereka semua sudah meninggal. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala menerima segala amal kebaikan mereka serta memberikan pahala yang terus mengalir. Aamiin.

Ditulis oleh : Washil Bahalwan

Narasumber : Moestofa Bazargan

Penulis (baju batik) dengan Senior (Kakak Pembina Moestofa Bazargan) selaku narasumber. Beliau adalah salah satu peserta Tim Drumband Gudep 77 Pramuka Al Irsyad Surabaya dalam KIAA (Konferensi Islam Asia Afrika) di Kota Bandung 1964. Beliau saat itu pegang seruling bambu. Dan sebagai informasi beliau seorang Pelatih legenda khusus Snar Drum. Salah satu keahliannya adalah inovasi dalam aransemen Mars dan lagu lagu lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar