(Sambungan)
Pada kesempatan lain, Ahmad Bajabir Cs beserta pengurus lainnya mendatangi rumah P. Ratman yang ada di Jalan Kayon Surabaya dengan membawa kaset rekaman Drumband Amerika serikat yang direkam dari piringan hitam. Setelah diperdengarkan, mars dan pukulannya bagus.
Kata Ahmad Bajabir, "Kita bisa main seperti Drumband Amerika namun terkendala alat alatnya sudah tidak up to date (masih pakai kulit)." Tanya P. Ratman, "Kalau alat-alat yang seperti rekaman kaset ini bisa didapat dimana ? Coba cari informasi". Maka segera anak-anak mencari informasi dan ternyata didapat di salah satu toko yang ada di Jl. Tunjungan, Surabaya. Informasi ini kita sampaikan ke P Ratman. Dan tidak lama kemudian P Ratman bersama pengurus Drumband (Ahmad Bajabir cs) datang ke toko tersebut dan P Ratman membelikan alat-alat tersebut untuk dipergunakan Tim Drumband Pramuka Al-Irsyad Surabaya.
Masih menurut Moestofa Bazargan yang disampaikan kepada penulis, ada kisah menarik tentang kiprah Pramuka Al-Irsyad Surabaya yang kala itu cukup disegani oleh pihak lain. Kisahnya sebagai berikut :
Pada zaman Kepanduan, SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO IX (Mantan Wapres RI), pernah kemah satu tenda dengan ABDUL KADIR BANAIMUN. Suatu Ketika di acara yang dihadiri oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX bertemu dengan Letkol Soeratman (Ka Kwarcab Surabaya saat itu). Lalu kata beliau (Hamengkubuwono IX ke P. Ratman . “Kamu (Ratman) kan tinggal di Surabaya. Tolong kamu cari yang Namanya Abdul kadir Banaimun”. Dan Ketika pelantikan pramuka Gudep 77 di Al-Irsyad Surabaya tanggal 18 Agustus 1972, Pak Ratman bertanya kepada salah satu yang hadir dengan kalimat, “Mana yang namanya Abdul Kadir Banaimun ?”
Maka saat itu juga P. Ratman dikenalkan dengan Abdul
Kadir Banaimun. Akhirnya mereka berdua saling berbincang banyak hal termasuk
perkembangan Gerakan pramuka di Al-Irsyad Surabaya. Kebetulan Moestofa Bazargan
menjadi salah satu yang hadir dalam acara peresmian Gudep 77 Al-Irsyad tahun
1972 itu.
Itulah kisah Drumband Pramuka Al-Irsyad Surabaya dalam ikut meramaikan gelaran PON VII di Surabaya serta cerita-cerita lainnya yang kalau kita simak, menunjukkan bahwa baik pramuka maupun Drumband Al-Irsyad Surabaya tempo doeloe dapat dikatakan sebagai pioner dan penggerak. Ingin rasanya penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada orang-orang yang telah berjasa, diantaranya adalah : Abdul Kadir Banaimun, Ustadz Salim Makarim (Kepala Majelis Pembimbing Gugus Depan 77 Pramuka Al-Irsyad Surabaya yang pertama), Faisal Basymeleh, Fauzi Bamahfud, Ahmad Bajabir, Abu Bakar Bin Usman Alamudi, Abdullah (Dola) Bin Thalib, Ahmad (Amak) Syamlan, Hasan Alamudi, Abdul Malik Alamudi, Ahmad Ba’amir, Ady Zakin, Abdul Hamid Bobsaid, Aziz Allan, Aziz Bahanan, Ahmad Bin Qurusy (Amak Jida), dan masih banyak lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Orang-orang inilah yang berjasa menjalankan roda kepengurusan
Pramuka dan Drumband Al-Irsyad Surabaya. Kini mereka semua sudah meninggal.
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala menerima segala amal kebaikan mereka serta
memberikan pahala yang terus mengalir. Aamiin.
Ditulis oleh : Washil Bahalwan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar