Sabtu, 29 Oktober 2022

DARI PRAMUKA MENJADI PENGUSAHA SUKSES (BAGIAN XX)

(Sambungan)

Kakak Pembina Gudep 77 Pramuka Al-Irsyad Surabaya bersama anak didiknya
Kanan : Hasan Ali Albugis (baju putih)
Kiri duduk : Geys Bin Muchsin Alchotib (baju putih berkacamata)
Lokasi : Stasiun Pasar Turi Surabaya, 24 Desember 1982

Sudah pernah disampaikan dalam tulisan sebelumnya bahwa pramuka gudep 77 Al Irsyad Surabaya peduli terhadap sosial kemanusiaan yaitu ketika ada korban  banjir di Sedayu Gresik sekitar tahun 1975. Kita membantu berupa beras untuk penduduk setempat yang terkena musibah Banjir. Perwakilan dari gudep 77 saat itu Saleh Basymeleh dan Hasan Ali, juga didampingi oleh para senior Ustad Salim Makarim selaku Kepala Mabigus Gudep 77 (Majelis Gugus Depan) dan Ustad Awad Salim Ubaid.

Ada cerita yang sangat berkesan, saat acara persami Penegak se-Surabaya sekitar tahun 1977 dengan lomba jalan berakit (berdua). Gudep 77 mengirimkan 8 anak, yaitu : Saleh Basymeleh dengan Djasmadi, Geys Bin Muchsin Alchotib dengan Bambang Mulyanto, Amin Basyaeb dengan Ahmad AR, Hasan Ali dengan Fauzi Bin Mahfud. Start dari kotamadya sampai ke Jambangan kurang lebih 15 km, melintasi Dukuh Kupang (kuburan Cina), Nyebrang Jembatan Rolak, Gunung Sari dan finish di Jambangan Surabaya. Sesampai finish, panitia sudah menyiapkan tenda, jadi kita hanya bawa tongkat dan rangsel. Diluar dugaan, suasana malam hari hujan lebat, membuat tenda penuh air menyebabkan kita tidak bisa tidur di dalam tenda. Akhirnya kita tidur dengan pegang tongkat sambil duduk disertai hawa yang sangat dingin.

Di tengah-tengah dialog, penulis bertanya kepada kak Hasan, bagaimana prosedur kalau ada kegiatan pramuka. Oleh kak Hasan dijelaskan, setiap kegiatan, pembina selalu membuat surat kesediaan ikut kepada orang tua, dan selanjutnya setelah diisi dikembalikan ke pembina. Jadi anak-anak yang ikut kegiatan pramuka (kemah atau lomba lainnya) sudah seizin orang tua. Bahkan untuk saya (Kak Hasan), selesai acara, orang tua selalu tanya, bagaimana kegiatannya dan lain sebagainya. Bahkan para orang tua kita pada masa itu, ketika bertanya kepada anaknya, “Mau kemana ?” Dan dijawab “Ke AL-IRSYAD”, maka orang tua tenang. Karena bagi kita masa itu, AL-IRSYAD DANAKARYA 46 SURABAYA, BAGAIKAN RUMAH KEDUA. ARTINYA, KETIKA ANAK TIDAK DIRUMAH, HAMPIR DIPASTIKAN DIA (ANAK) BERADA DI SEKOLAH AL-IRSYAD.


Sekolah Al Irsyad Surabaya Tempo Doeloe
Kegiatan Pramuka di Sekolah Al-Irsyad tahun 1973
Dari kiri ke kanan : Syaugi Allan, Malik Alamudi (Kakak Pembina, baju hitam), Aziz Allan (Kakak Pembina)

Masih menurut Kak Hasan, kita juga pernah mengadakan persami di area pemakaman Pegirian Surabaya dan juga di tempat lainnya. “Intinya perkemahan dan kegiatan lainnya di Pramuka sangat membantu kita menjadi pribadi yang mandiri, ulet, tidak cepat putus asa”, demikian kata Kak Hasan yang juga sukses sebagai pengusaha ini.

Selain aktif di Pramuka, ternyata kak Hasan juga aktif di Drumband Al-Irsyad. Bahkan pernah ikut dalam kejurda jatim tahun 1979 di Tambaksari Surabaya. Ketika itu uniform yang dipakai adalah pakaian adat Madura. Kak Hasan Bersama Aufa Bahalwan, Oscar Bobsaid dan Helmi Syamlan pegang belira. Namun sayang, karena kurang persiapan dan belum pengalaman, sehingga belum juara. Setelah kejurda tahun 1979 Drumband Pramuka Al-Irsyad Surabaya vacum dan mulai aktif Kembali tahun 1982, langsung ikut Kejurda Jatim di Bumimoro dan Alhamdulillah Juara Umum. Sedang untuk Pramuka, Alhamdulillah tidak pernah vakum, selalu aktif.

Perlu diketahui, Drumband Al-Irsyad, merupakan salah satu unit kegiatan dari Gudep 77 Pramuka Al-Irsyad Surabaya. Mulai tahun 1969 sejak PON VII di Surabaya sampai 1986. Jadi setiap ada kegiatan Drumband, pasti membawa nama “DRUMBAND GUDEP 77 PRAMUKA AL-IRSYAD SURABAYA”, karena pemain pramuka sekaligus juga pemain Drumband, maka sehabis latihan Pramuka setiap hari Ahad, dilanjutkan dengan latihan Drumband dan berakhir sebelum Dhuhur.

Setelah menjadi pemain pramuka dan Drumband, Kak Hasan juga aktif menjadi pengurus. Dan yang spesial, setiap pergantian pengurus, posisi sekretaris selalu dipegang oleh Kak Hasan.


Tim Drumband Pramuka Al-Irsyad Surabaya setelah acara Parade Senja
17 Agustus 1986 di Istana Negara
Hasan Ali Albugis (Narasumber, Pengurus, tanda panah biru)
Washil Bahalwan (Penulis, Pemain, paling kiri atas, menghadap bendera, tanda panah orange)

Pembina dan Official Drumband Al Irsyad Surabaya
Hasan Ali (Narasumber, paling kiri, baju batik)
Lokasi : Komplek Istana Negara, Jakarta
17 Agustus 1986

Saat ini kak Hasan Ali, aktif dalam dunia bisnis yang bergerak di bidang Penerbitan dan Distribusi : Al-Qur’an, kitab dan buku baik agama maupun umum. Ada tiga cabang yang tersebar di Surabaya, Malang dan Bandung.

Selain itu juga aktif dikegiatan keagamaan dan sosial, diantaranya adalah :

Salah satu Pembina di Yayasan Bea Siswa “Al-Ihsan”, dimana penulis juga menjadi sekretaris di Yayasan tersebut

Pembina Masjid Syafi’I Kalimas Madya II Surabaya

Pembina Yayasan AR-RAHMAH di Babatan pantai Surabaya

Pembina Yayasan At-Taubah Di Sidodadi Surabaya

Dari silaturrahmi dan menggali berbagai informasi terkait dengan aktifitas Kak Hasan selama di Pramuka dan Drumband, penulis banyak belajar pada Kak Hasan. Kesan dan pesan dalam mengakhiri silaturahmi ini adalah :

KESAN : Kemandirian seseorang, sangat ditentukan oleh aktifitasnya ketika masa anak - dewasa. Dan Pramuka merupakan salah satu sarana pendidikan karakter untuk melahirkan generasi yang siap menghadapi tantangan.

PESAN : Untuk itu kepada semua pihak, utamanya Irsyadiyyin muda, kegiatan apapun yang saat ini dilakukan dan belum maksimal, monoton, itu-itu saja, maka harus diperlukan TEROBOSAN dan harus ada PENGGERAK dengan melibatkan berbagai unsur, selalu berkoordinasi serta membuka jaringan, guna optimalisasi kegiatan.

Akhirnya penulis yang menjadi salah satu anak didiknya, menyampaikan banyak terima kasih kepada kak Hasan Ali Albugis yang telah meluangkan waktunya untuk berbagi pengalaman, baik ketika menjadi anggota Pramuka maupun Drumband. Semoga bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi kita semua. Sekali lagi terimaksih. Tetap semangat beraktifitas dan menciptakan peluang untuk kemaslahatan bersama.

Ditulis oleh: Washil Bahalwan

Narasumber: Hasan Ali Albugis

Penulis dengan Narasumber, Kak Hasan Ali Albugis (baju biru), di tempat kerjanya
Rabu, 26 Oktober 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar