Al Irsyad Sydney (Part 1)
Al Irsyad Sydney merupakan satu-satunya cabang Al Irsyad di Australia. Sedangkan Al Irsyad-nya sendiri telah berdiri sebelum kemerdekaan Indonesia. Berawal dari Syaikh Ahmad Surkati, seorang ulama dari Sudan yang datang ke Indonesia dengan tujuan untuk berda’wah dan mendidik Umat Islam Indonesia yang pada saat itu berada dalam keadaan yang sangat menyedihkan, dijajah dan dibodohi oleh orang-orang non muslim dari Barat. Pada masa itu terdapat diskriminasi dalam penggunaan fasilitas-fasilitas pendidikan untuk orang Indonesia. Tidak semua rakyat mendapat fasilitas pendidikan yang sama dengan bangsa pendatang. Untuk itu Syaikh Ahmad berusaha mendidik rakyat agar memiliki wawasan luas dan terlepas dari cengkeraman penjajah. Beliau percaya bahwa untuk mempercepat proses kemerdekaan tidaklah dengan memegang senjata tetapi dengan pendidikan dan wawasan yang luas. Alhamdulillah, beliau mendapat dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat Indonesia untuk mendirikan lembaga pendidikan Al Irsyad yang memprioritaskan pembentukan kader untuk mendidik masyarakat lainnya terutama di bidang agama.
Sebenarnya, proses berdirinya Al Irsyad di Australia hamper sama dengan di Indonesia. Disini kita melihat begitu banyak orang-orang Indonesia yang datang ke Australia dengan latar belakang pemahaman agama yang kurang mencukupi untuk menjadi pendidik generasi. Nah, lalu bagaimana nasib anak-anak kita nantinya. Apalagi pengaruh budaya di Australia jauh dari nilai-nilai Islam. Al Irsyad yang berpusat di Gillies Street Lakemba, merupakan satu-satunya cabang di Australia yang berdiri tahun 2001. Pada periode 2000-2006 ini, cabang tersebut dipimpin Bapak Djamal Djaidi, merangkap sebagai Ketua Lembaga Pendidikan.
Visi Al Irsyad Sydney sangat jelas yaitu mengikuti Kitabullah dan Sunnah Rasu. Dan apabila ada beberapa sumber yang tidak berasal dari situ akan ditolak. Misi Al Irsyad Sydney adalah amar ma’ruf nahi mungkar. Pengurus dapat bekerjasama dengan semua lapisan masyarakat dan komunitas lainnya dalam menegakkan dien (agama) Allah. Alhamdulillah, Al Irsyad Sydney sudah cukup berpengalaman dalam membentuk kader-kader Islam untuk mendidik generasi. Tapi sangat disayangkan, setelah kami membentuk kaderisasi disini pada tahun 2001, ternyata situasi dunia berubah dan menyulitkan Pengurus Al Irsyad Sydney untuk mendatangkan da’i dari Indonesia untuk mendidik para calon kader Al Irsyad di Sydney. Para tokoh Muslim dipersulit ke luar negeri. Melihat keadaan seperti sekarang ini yang mendiskreditkan Umat Islam, kita harus sama-sama berjuang satu suara untuk menolak perlakuan yang tidak adil dan sekaligus kita dapat bersama-sama berda’wah tidak hanya kepada Umat Islam tetapi juga kepada warga non muslim.
Masalah lain yang timbul adalah adanya pendapat-pendapat yang mengatakan Al Irsyad adalah lembaga pendidikan eksklusif. Memang kita tidak bias menolak bahwa kebanyakan para aktifis Al Irsyad adalah keturunan Timur Tengah, tetapi bukan berarti menutup kemungkinan bagi yang lainnya untuk bergabung.
Kita tidak perlu mempermasalahkan lembaga-lembaga pendidikan yang berusaha untuk beramar ma’ruf nahi mungkar dan berlomba-lomba untuk berbuat baik. Jalan pikiran bias saja berbeda, tetapi selama dapat bekerjasama dan saling mengisi, Insya Allah tidak akan ada masalah. Selama ini, Al Irsyad Sydney sudah bekerjasama dengan CIDE, IQRO dan Al Hijrah secara positif dan produktif. Kerjasama diwujudkan dalam bentuk mendatangkan da’i atau ulama yang memberikan ceramah secara bergiliran di setiap community (kelompok). Kerjasama juga dibina dalam hal pendidikan umat, perbaikan moral generasi muda, dan penolakan image yang mendiskreditkan Umat Islam.
Seiring sulitnya masuk da’i-da’i dari Indonesia, maka telah diadakan kaderisasi para da’i lokal yang bertujuan mendidik generasi muda agar mau mendengarkan ceramah. Da’i lokal yang ada saat ini adalah 6 orang, 4 diantaranya berasal dari Afrika dan Mesir, sedangkan 2 lainnya dari Australia sendiri.
Al Irsyad Sydney memiliki kegiatan rutin pengajian yang diadakan setiap Jum’at malam. Khusus untuk kaum wanita diadakan hari Ahad dan Rabu. Adapun pengajian untuk keluarga diadakan sebulan sekali.
Fasilitas pendidikan yang ada sekarang kurang memadai. Tenaga pendidik juga masih kurang. Harapan ke depan adalah mendirikan sekolah muslim dan royal women hospital (rumah sakit khusus wanita) untuk melayani persalinan dan pengobatan lainnya. Mudah-mudahan cita-cita ini dapat terwujud. Amiin.
Akhirnya, apa yang sudah diraih oleh Al Irsyad Sydney adalah sebuah prestasi besar, mengingat umur dan kendala teknis yang dihadapinya. Waktulah yang akan membuktikan.
(Dikutip dari majalah Al Hijrah, edisi 25)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar