Pada edisi kali ini,
penulis ingin mengulas salah satu peran Drumband Pramuka Al Irsyad Surabaya.
Alhamdulillah beberapa hari yang lalu, penulis berbincang santai dengan salah
satu pelaku Drumband Al Irsyad Surabaya, yaitu Moestofa Bazargan. Beliau selaku
saksi sejarah yang ikut dalam acara pembukaan KIAA di Bandung tahun
1964.
Ternyata, banyak hal
yang belum diketahui oleh khalayak umum. Namun, sebelum penulis mengulas KIAA,
terlebih dahulu penulis infokan tentang peran Moestofa Bazargan baik dalam
kepanduan maupun Drumband Al Irsyad Surabaya.
Tahun 1961 Moestofa
Bazargan sudah aktif di kepanduan, dimana pada saat itu Ahmad Bobsaid sebagai
Kakak Pembina yang mengajarkan lagu-lagu pandu, yang isinya mengajarkan kita
untuk bersemangat dan selalu gembira. Dua tahun kemudian, Moestofa Bazargan
aktif dalam Drumband, beliau bertugas memegang seruling. Saat itu Drumband Al
Irsyad sering melakukan pawai, terutama dalam memperingati hari-hari besar Nasional, misalnya pawai hari Pramuka, HUT RI, dengan rute dari Kotamadya
menuju Tugu Pahlawan dan sebaliknya.
Tahun 1964, Moestofa
Bazargan mulai belajar Snar Drum bersama-sama dengan pemain lainnya. Ketika
mendapat undangan dari panitia KIAA tahun 1964, pengurus mengumpulkan para
pemain dengan melakukan beberapa perubahan, diantaranya adalah mengintensifkan
latihan baris berbaris, perubahan uniform baju putih dan celana warna biru tua,
serta memakai strip kuning di celana.
Selain itu, dilakukan juga penambahan personil dari Al Irsyad Bondowoso dan Al Irsyad Banyuwangi. Latihan dilaksanakan di halaman depan Al Irsyad Danakarya No. 46 Surabaya. Namun, jika berlangsung malam hari, maka latihan dilakukan di Aula. Oleh karena itu, selama latihan pemain yang berasal dari Bondowoso dan Banyuwangi bermalam di Surabaya sampai menjelang keberangkatan ke KIAA di Bandung. Total jumlah personil Drumband Al Irsyad Surabaya kala itu sekitar 200 orang.
Alhamdulillah
pawai KIAA di Bandung berjalan lancar dan sukses. Pada saat itu, Drum Major Drumband Al Irsyad Surabaya, Aunillah Alkatiri. Ketika Drumband Al Irsyad Surabaya
melewati panggung kehormatan hampir semua tamu undangan berdiri dan bertepuk
tangan, termasuk Presiden Soekarno.
Demikian sekilas tampilan Drumband Al Irsyad Surabaya, karena tentunya masih banyak kiprah Drumband di berbagai kesempatan. Hal ini menunjukkan bahwasanya di era itu keberadaan Drumband Al Irsyad Surabaya sangat membanggakan. Karena dari Drumband banyak pelajaran kehidupan yang dapat diambil. Semoga tulisan ini mampu menjadikan bahan renungan diantara kita, bahwa untuk sebuah kesuksesan perlu perjuangan, kedisiplinan dan masih banyak lagi nilai-nilai yang harus dipraktekkan dalam perjalanan kehidupan.
Ditulis oleh : Washil
Bahalwan
Narasumber : Moestofa Bazargan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar