Minggu, 25 September 2022

PAWAI KIAA DI BANDUNG (BAGIAN X)

Drumband Al Irsyad Surabaya pawai KIAA (Konferensi Islam Asia Afrika) di Bandung, Tahun 1964

Pada edisi kali ini, penulis ingin mengulas salah satu peran Drumband Pramuka Al Irsyad Surabaya. Alhamdulillah beberapa hari yang lalu, penulis berbincang santai dengan salah satu pelaku Drumband Al Irsyad Surabaya, yaitu Moestofa Bazargan. Beliau selaku saksi sejarah yang ikut dalam acara pembukaan KIAA di Bandung tahun 1964.

Ternyata, banyak hal yang belum diketahui oleh khalayak umum. Namun, sebelum penulis mengulas KIAA, terlebih dahulu penulis infokan tentang peran Moestofa Bazargan baik dalam kepanduan maupun Drumband Al Irsyad Surabaya.

Tahun 1961 Moestofa Bazargan sudah aktif di kepanduan, dimana pada saat itu Ahmad Bobsaid sebagai Kakak Pembina yang mengajarkan lagu-lagu pandu, yang isinya mengajarkan kita untuk bersemangat dan selalu gembira. Dua tahun kemudian, Moestofa Bazargan aktif dalam Drumband, beliau bertugas memegang seruling. Saat itu Drumband Al Irsyad sering melakukan pawai, terutama dalam memperingati hari-hari besar Nasional, misalnya pawai hari Pramuka, HUT RI, dengan rute dari Kotamadya menuju Tugu Pahlawan dan sebaliknya.

Tahun 1964, Moestofa Bazargan mulai belajar Snar Drum bersama-sama dengan pemain lainnya. Ketika mendapat undangan dari panitia KIAA tahun 1964, pengurus mengumpulkan para pemain dengan melakukan beberapa perubahan, diantaranya adalah mengintensifkan latihan baris berbaris, perubahan uniform baju putih dan celana warna biru tua, serta memakai strip kuning di celana.

Selain itu, dilakukan juga penambahan personil dari Al Irsyad Bondowoso dan Al Irsyad Banyuwangi. Latihan dilaksanakan di halaman depan Al Irsyad Danakarya No. 46 Surabaya. Namun, jika berlangsung malam hari, maka latihan dilakukan di Aula. Oleh karena itu, selama latihan pemain yang berasal dari Bondowoso dan Banyuwangi bermalam di Surabaya sampai menjelang keberangkatan ke KIAA di Bandung. Total jumlah personil Drumband Al Irsyad Surabaya kala itu sekitar 200 orang.

Pawai Drumband Al Irsyad Surabaya

Alhamdulillah pawai KIAA di Bandung berjalan lancar dan sukses. Pada saat itu, Drum Major Drumband Al Irsyad Surabaya, Aunillah Alkatiri. Ketika Drumband Al Irsyad Surabaya melewati panggung kehormatan hampir semua tamu undangan berdiri dan bertepuk tangan, termasuk Presiden Soekarno.

Demikian sekilas tampilan Drumband Al Irsyad Surabaya, karena tentunya masih banyak kiprah Drumband di berbagai kesempatan. Hal ini menunjukkan bahwasanya di era itu keberadaan Drumband Al Irsyad Surabaya sangat membanggakan. Karena dari Drumband banyak pelajaran kehidupan yang dapat diambil. Semoga tulisan ini mampu menjadikan bahan renungan diantara kita, bahwa untuk sebuah kesuksesan perlu perjuangan, kedisiplinan dan masih banyak lagi nilai-nilai yang harus dipraktekkan dalam perjalanan kehidupan.

Ditulis oleh : Washil Bahalwan

Narasumber : Moestofa Bazargan

 

Penulis (baju batik) dengan Senior (Kakak Pembina Moestofa Bazargan) selaku narasumber. Beliau adalah salah satu peserta Tim Drumband Gudep 77 Pramuka Al Irsyad Surabaya dalam KIAA (Konferensi Islam Asia Afrika) di Kota Bandung 1964. Beliau saat itu pegang seruling bambu. Dan sebagai informasi beliau seorang Pelatih legenda khusus Snar Drum. Salah satu keahliannya adalah inovasi dalam aransemen Mars dan lagu lagu lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar