Oleh : Washil Bahalwan
✅ MASJID RAYAH ( MASJID DZUBAB )
Masjid Rayah juga disebut dengan masjid
Dzubab, disebabkan karena masjid tersebut berada di atas sebuah gunung kecil
yang disebut DZUBAB yang letaknya berdekatan dengan Gunung Sal’a di sebelah
utaranya.
Menurut sebuah riwayat, dinamakan masjid
Rayah, karena di tempat ini dikibarkan sebuah bendera untuk Rasulullah –
Shallallahu’Alaihi Wasallam. Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Umar
Bin Abdul Aziz di kota Madinah pada tahun ( 87 – 93 H / 706 – 712 M ).
Pada mulanya bangunannya kecil berbentuk
persegi dengan luas 61 M2 dengan tinggi 5 M. Kemudian Kementerian Wakaf
Kerajaan Arab Saudi telah memperbaharui dengan merekonstruksi bangunan tersebut
dengan tetap mempertahankan bentuk aslinya agar tetap menjadi tempat warisan
budaya.
✅ MASJID GHAMAMAH ( MASJID MUSHOLLA )
Masjid ini terletak di sebelah Masjid Nabawy
sekarang yaitu di sisi barat daya dari pagar Masjid Nabawy.
Menurut sebuah riwayat, masjid ini dibangun di
tempat terakhir Rasulullah – Shallallahu’Alaihi Wasallam – melaksanakan sholat
Ied dan diriwayatkan pula bahwasanya ada ghamamah ( awan ) yang menaungi
Rasulullah – Shallallahu’Alaihi Wasallam- ketika beliau berkhotbah. Oleh karena
itu, maka masjid tersebut disebut dengan MASJID GHAMAMAH ( awan ).
Masjid ini telah melewati renovasi beberapa
kali, kemudian direkonstruksi ulang pada masa Pemerintahan Sultan Utsmany yang
bernama Abdul Majid pada tahun 1275 H / 1859 M. Dan sampai sekarang masjid
Ghamamah bentuknya tidak berubah seperti bentuk awal berdirinya, yang berbeda
hanya ukurannya ( lebih luas ).
Bentuk masjid ini adalah persegi panjang , yang dibangun menggunakan batu basal berwarna hitam dan diberi atap dengan beberapa set kubah.
Dinding bagian dalam dan cekungan kubah diberi
cat berwarna putih. Sedang bahu bangunan dan lingkarannya diberi cat berwarna
hitam sehingga memberikan penampilan masjid yang khas dan menawan.
Dari beberapa masjid yang ada dapat dikatakan
bahwa masjid – masjid yang ada letaknya berdekatan dan berkiblat pada masjid
Nabawy. Dan antara masjid satu dengan lainnya memiliki kekhususan dan
keistimewaan sendiri – sendiri. Disamping itu yang perlu kita contoh adalah
setiap masjid mengalami renovasi dan rekonstruksi, maka tidak menghilangkan bangunan
aslinya seperti awal berdirinya. Jadi bangunan masjid tersebut terlihat indah,
khas dan dapat memperkaya khasanah budaya bangsa.
Oleh karena itu bagi pengelolah masjid (
Ta’mir ) harus berpikir secara integral dalam memanajemen masjid. Tugas ta’mir
adalah membuat jamaah yang berkunjung dan sholat di masjid merasakan
kenyamanan, keamanan, sehingga ibadah yang dijalankan dapat lebih khusu’.
Semoga kita umat muslim khususnya para ta’mir diberi kemudahan oleh Allah
Subhaanahu wa Ta’ala untuk mengelolah masjid dengan amanah dan berorientasi
untuk syiar Islam. Semoga.
*Tulisan ini di nukil dari buku :
- Madinah Al-Munawwarah Sejarah dan Tempat - Tempat Istimewa. Al-Madinah Al-Munawwarah Research & Studies Center, 2013, King Fahd National Library Cataloging In Publication Data.
- Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Al-Akhbar edisi 144 no.12 Vol 12 - Sya'ban - Ramdahan 1439 H/Mei 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar