Oleh : Washil
Bahalwan
Hari Raya Idul Fitri 1439 H baru
saja berlalu. Dan sebentar lagi kita umat Islam akan menyongsong hari raya Idul
Adha 1439 H. Kedua hari raya tersebut istimewa bagi umat Islam, karena memiliki
maknah yang sangat tinggi dalam kaitan dengan pendekatan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sehingga kita
menjadi pribadi yang tawadhu’ dan ikhlas berserah diri kepada-Nya.
Berbicara Idul Adha yang juga
disebut dengan hari raya Qurban, tidak dapat dilepaskan dari sosok manusia
pilihan Allah Subhanahu Wa Ta’ala yaitu Nabi
Ibrahim dan Ismail ‘alaihimassalam.
Untuk itu menyongsong Idul Adha 1439 H, kami yang berkesempatan mengelola
kegiatan penyembelihan hewan qurban bermaksud berbagi pengalaman sekaligus
menambah wawasan kita akan teknis penyembelihan hewan qurban dengan segala
pernak perniknya.
Dengan satu harapan, agar segala
apa yang kita kerjakan apalagi itu bernilai ibadah tidak keluar dari konteks
agama Islam dan semata-mata hanya mengharap Ridho Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Sistematika pembahasan teknis
penyembelihan hewan qurban agar lebih enak diikuti dan dipahami, maka kami bagi
menjadi dua bagian yaitu ruang lingkup qurban dan mekanisme kepanitiaan qurban.
BERQURBAN
Qurban berasal dari kata Qoruba yang artinya dekat.
Dengan demikian secara syar’i Qurban adalah hewan yang disembelih pada hari
raya Idul Adha dan hari Tasyrik dalam rangka Taqarrub (mendekatkan
diri) kepada Allah Subhanahu
Wa Ta’ala.
Keharusan seorang muslim yang
berqurban dengan menyembelih hewan qurban merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari rasa syukur kepada Allah Subhanahu
Wa Ta’ala atas segala nikmat, sebagaimana firman Allah dalam
surat Al Kautsar ayat 1-2 :
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ
لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.
Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu dan berqurbanlah“.
Dari ayat tersebut jelas bahwa,
Allah Subhanahu Wa Ta’ala secara
khusus menyebutkan dua ibadah yaitu Sholat dan Qurban. Hal ini disebabkan
sholat dan qurban adalah ibadah yang paling utama untuk mendekatkan diri kepada
Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Sholat merupakan bentuk
ketundukan dalam hati dan anggota badan, sedangkan qurban adalah bentuk ibadah
untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan cara mengorbankan barang paling
utama yang dimiliki hamba serta mengeluarkan harta untuk mengantarkan jiwa
cinta kepada Allah Subhanahu
Wa Ta’ala.
Sehingga dapat dikatakan bahwa
sholat merupakan bentuk ibadah yang paling utama, sedangkan qurban merupakan
ibadah harta benda yang paling mulia.
Disamping itu juga terdapat dalam
Hadits Nabi Muhammad Shallallahu
Alaihi wasallam, yang diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim :
مَنْ ذَبَحَ قَبْلَ الصَّلاةِ فَإِنَّمَا يَذْبَحُ لِنَفْسِهِ ،
وَمَنْ ذَبَحَ بَعْدَ الصَّلاةِ فَقَدْ تَمَّ نُسُكُهُ ، وَأَصَابَ سُنَّةَ
الْمُسْلِمِينَ
“Sesungguhnya pertama kali yang kita mulai pada hari ini adalah
sholat. Kemudian kita pulang lalu menyembelih hewan qurban. Barang siapa
berbuat demikian , maka dia telah sesuai dengan sunnah kami. Dan barang siapa
yang telah menyembelih sebelumnya, maka itu hanyalah daging yang dia
persembahkan untuk keluarganya, tidak termasuk ibadah nusuk sedikit pun“.
*Penulis adalah Ketua Lazis Yamas Kota Surabaya dan Pemerhati
Sosial.
*Tulisan
ini juga dimuat di suaramuslim.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar