Oleh : Washil
Bahalwan
Masjid dan lembaga Islam
merupakan sarana yang paling efektif untuk membentuk karakter dan akhlak mulia
bagi umat manusia di samping lembaga-lembaga lainnya. Selain itu dalam
perkembangan masyarakat Islam, persoalan wakaf harus mendapatkan perhatian lebih
agar dapat berfungsi maksimal dalam menopang kemakmuran masjid dan lembaga
Islam lainnya.
Atas dasar itu International
Institute of Islamic Thought (IIIT) bekerja sama dengan Departemen Agama RI
mengadakan workshop dengan tujuan mendapatkan sistem manajemen wakaf produktif
sebagai bahan referensi dalam penanganan wakaf di masa depan, sehingga wakaf
dapat berperan aktif dalam pemberdayaan ekonomi umat sekaligus memakmurkan
masjid.
Kegiatan tersebut dilaksanakan
pada tanggal 7-8 Januari 2002 bertempat di Wisma Haji Pulau Batam. Setelah
workshop berakhir, peserta melakukan muhibah ke Singapura, tanggal 9-11 Januari
2002. Maksud dari muhibah adalah untuk melihat dari dekat perkembangan dan
aktivitas masjid-masjid dan lembaga-lembaga Islam yang ada di Singapura.
Memang peristiwa tersebut sudah
cukup lama, namun menurut hemat kami ada beberapa hal yang dapat dilakukan di
masjid dan lembaga Islam Indonesia, terutama untuk memperbaiki tata kelola dan
manajemen masjid agar menjadi lembaga yang memiliki peran dalam menyelesaikan
persoalan umat untuk kemaslahatan bersama, tentunya disesuaikan dengan kondisi
dan kultur masyarakat Indonesia.
Ada beberapa masjid dan lembaga
Islam yang berhasil kami kunjungi, di antaranya adalah Masjid Sulthon, Masjid
Hj. Fatimah, Masjid Darul Aman, Muhammadiyah, Darul Ihsan, Mendaki (Majelis
Pendidikan Anak-Anak Islam), MUIS (Majelis Ugama Islam Singapura).
Dari hasil muhibah tersebut dapat
kami sampaikan bahwa, keberadaan masjid dan lembaga Islam di Singapura dapat
eksis ikut serta membangun peradaban dan kemandirian umat.
Secara umum tata kelola dan
manajemen masjid dan lembaga Islam di Singapura dikelola dengan mengoptimalkan
dana infak dan sedekah masyarakat muslim. Selain itu juga dari sumbangan
pegawai negeri dan swasta yang beragama Islam serta memanfaatkan ruang-ruang
yang ada untuk publik agar mendapat dana guna membantu kelancaran
program-program masjid dan lembaga Islam di Singapura.
Adapun program-program masjid dan
lembaga Islam, bukan hanya berkaitan dengan ibadah salat semata, melainkan
masjid dan lembaga Islam bersinergi untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi
jemaah, baik persoalan ekonomi maupun lainnya.
Dapat kami katakan walaupun
Singapura bukan negara agama Islam, akan tetapi Singapura sangat perhatian dan
mendukung untuk tumbuh dan berkembangnya masyarakat Islam. Hal itu dibuktikan
dengan semaraknya kegiatan agama Islam di berbagai masjid dan lembaga.
Dari kunjungan ke beberapa masjid
dan lembaga-lembaga Islam di Singapura, semakin menyadarkan kepada kita,
bahwasanya:
1. Terkait masjid, sudah saatnya
kita menjadikannya sebagai tempat mengurai persoalan umat dan sentral dari
segala kegiatan dan bukan hanya untuk mendirikan salat lima waktu saja.
2. Kepada para pengelola masjid
(takmir), harus benar-benar fokus pada persoalan masjid dengan segala ruang
lingkupnya. Menjadi takmir jangan hanya mengisi waktu luang setelah pensiun
(hanya waktu sisa yang diberikan).
3. Kemakmuran masjid, sangat
ditentukan oleh adanya harmoni antara takmir dan remaja masjid. Oleh karena itu
menjadi tugas takmir untuk membuat para remaja hatinya terpaut kepada masjid.
4. Rekrutmen calon imam dapat
bekerja sama dengan MUI, organisasi Islam, takmir masjid mengirimkan wakilnya
yang selanjutnya dididik menjadi imam yang dapat benar-benar menjadi imam sekaligus
solusi dari setiap persoalan yang dihadapi jemaah.
5. Agar imam fokus pada peran dan
fungsi imam, maka kehidupan imam harus benar-benar diperhatikan (termasuk biaya
hidup anaknya, tempat tinggal dll).
6. Agar lebih efektif, sebaiknya
imam bertempat tinggal di komplek masjid, sehingga mengetahui persis setiap
denyut nadi perkembangan masjid dan persoalan yang dihadapi jemaahnya.
7. Secara berkala diadakan
evaluasi, untuk mencari formula yang lebih baik, agar masjid benar-benar
mendekati fungsinya seperti jaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Akhirnya semuanya berpulang pada
umat Islam sendiri untuk selalu belajar dan menyempurnakan pengelolaan guna
kemaslahatan umat. Tentunya peran pemerintah sangat diperlukan untuk dapat
mengoptimalisasikan peran fungsi masjid dan lembaga Islam untuk kemakmuran umat
secara keseluruhan.
Selain itu dari kunjungan kami
yang hanya tiga hari di Singapura banyak mendapat manfaat dan pengalaman. Di
antaranya adalah lembaga-lembaga Islam yang ada, terutama masjid-masjidnya
dikelola secara profesional, dengan target meningkatkan pemahaman keislaman
umat, ukhuwah Islamiyah dan bantuan kepada mustahik (orang-orang yang
membutuhkan). Manfaat dari kunjungan ini adalah pengayaan wawasan, ilmu
pengetahuan, motivasi dan contoh bagi pengembangan organisasi Islam dan
masjid-masjid di Indonesia.
*Penulis adalah Ketua Lazis Yamas Kota Surabaya dan Pemerhati
Sosial.
*Tulisan
ini juga dimuat di suaramuslim.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar