Sabtu, 29 Februari 2020

PANDU EMBRIO PRAMUKA GUDEP 77 SURABAYA


Oleh : Washil Bahalwan

Al-Irsyad Surabaya secara tidak langsung menjadi pelopor dengan lembaga-lembaga lain dalam kegiatan Pramuka di Surabaya. Seperti penuturan para senior, keberadaan Pramuka di Al Irsyad Surabaya telah berlangsung sejak lama, bahkan sejak masih bernama Pandu. Dan salah satu tokoh yang tidak bisa kita lupakan adalah Bapak Abdul Kadir Banaimun, karena beliau lah yang meletakkan dasar-dasar pendidikan kepanduan di Al Irsyad Surabaya.

Pada tanggal 14 Agustus 1961, seiring dengan dibubarkannya gerakan kepanduan oleh Presiden Soekarno dan selanjutnya diganti dengan Pramuka, maka Pandu di Al-Irsyad Surabaya otomatis berganti nama dengan pramuka yang waktu itu bernama Gudep 7 Surabaya. Dan selang beberapa tahun kemudian, tepatnya 1963 dibentuklah Korps Musik yang waktu itu bernama Genderang Suling Pramuka Al Irsyad Surabaya yang merupakan cikal bakal drum band di Al Irsyad Surabaya.

Kegiatan Pramuka dan Drum Band di Al Irsyad Surabaya merupakan satu paket artinya pemain anggota pramuka sekaligus merangkap sebagai pemain drum band. Puncak kegiatan drum band adalah ketika berlangsungnya Konferensi Islam Asia Afrika (KIAA) pada tahun 1964 di Jakarta. Drum Band Al Irsyad Surabaya tampil di hadapan presiden Soekarno dan para peserta konferensi KIAA di Jakarta.

Ketika itu yang menjadi Drum Major adalah Bapak Aunillah Alkatiri dan Abu Bakar Alamudi. Namun karena situasi politik menjelang tahun 1965, ketika terjadi peristiwa G 30 S/PKI maka praktis seluruh kegiatan Pramuka dan Drum Band di Al Irysad Surabaya mengalami kevakuman termasuk juga pramuka dan drum band lainnya mengalami hal yang sama.

Saat Surabaya ditunjuk sebagai tuan rumah pelaksanaan PON VII tahun 1969, drum band Pramuka Gudep 77 Surabaya kembali tampil untuk mengawal api dan bendera PON yang memasuki Surabaya. Untuk tertib administrasi dan agar dapat berkiprah lebih luas lagi, maka pada bulan 18 Agustus 1973 dilangsungkan pelantikan gugus depan 77 Pramuka Al Irsyad Surabaya oleh Bapak Letkol Soeratman, yang ketika itu menjabat sebagai ketua KONI Jatim sekaligus sebagai Ketua Kwartir Cabang Pramuka Kota Surabaya.

Dari peresmian Pramuka Gudep 77 Surabaya tersebut terpilih sebagai pengurus sebagai berikut: Kepala Majelis Pembimbing gugus depan yang pertama adalah Ustadz Salim Makarim, sedang para pembinanya adalah Fauzi Bamahfudz dibantu oleh Bapak A. Aziz Allan, Hamid Bobsaid, Achmad Ba’amir, Ady Zakin, Achmad bin Qurusy.

Agar anak-anak SD Al Irsyad Surabaya tertarik masuk menjadi anggota pramuka, maka para pengurus memberi sosialisasi kepada murid-murid SD Al Irsyad Surabaya. Alhamdulillah berkat kerja keras pengurus Gudep 77 dan Drum Band Pramuka Al Irsyad Surabaya kembali bergairah dan aktif kembali.

Demikian gambaran perjalanan dan kiprah Pramuka Gudep 77 Surabaya dan Drum Band Al Irsyad yang telah mengambil peran dalam ikut serta pembentukan karakter generasi muda yang mandiri, kreatif, pantang menyerah dengan tetap memahami akidah Islam untuk membentengi perilaku negatif.

Kami berharap agar kegiatan yang positif dapat dikembangkan lagi untuk menyalurkan minat dan bakat anak-anak muda, di tengah gempuran pengaruh negatif yang tidak dapat kita bendung. Bentengi anak anak kita dengan nilai-nilai agama dan salurkan pada kegiatan yang positif. Semoga Allah SWT memudahkan kita melahirkan generasi muda yang istiqamah dalam kebenaran. Aamiin.

*Penulis adalah Alumni Pramuka Gudep 77 dan drum band Al Irsyad Surabaya, Peserta drum band Al Irsyad Surabaya dalam kejurnas 1986 di Senayan Jakarta dan peserta acara Parade Senja 17 Agustus 1986 di Istana Negara Jakarta serta Ketua Lazis Yamas Kota Surabaya dan Pemerhati Sosial.

*Tulisan ini juga dimuat di suaramuslim.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar