Rabu, 04 Maret 2020

MENGAMBIL HIKMAH DARI BERQURBAN


Oleh : Washil Bahalwan

Dzulhijjah, adalah bulan dimana terdapat momen istimewa yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam di seluruh dunia. Idul Adha, sebuah momen yang di dalamnya terdapat tradisi yang biasa disebut Qurban. Bukan seremonial belaka, qurban memiliki arti penting. Lalu, apa hikmah dari berqurban ?

Qurban berasal dari bahasa Arab yang berarti dekat atau mendekatkan. Seringkali qurban disebut juga dengan Udhhiyah atau Dhahiyyah yang secara harfiah berarti hewan sembelihan. Berqurban ini menjadi salah satu bentuk ibadah umat Islam selain sholat. Dilaksanakan tiap bulan Dzulhijjah dalam hitungan kalender Hijriyah.

Karena bentuknya ibadah, tentu banyak hikmah yang bisa diambil dari berqurban. Allah menciptakan dan menyuruh umatNya beribadah tidak lain dan tidak bukan hanya untuk mengambil hikmah-hikmah yang terkandung di dalamnya.

Washil Bahalwan, seorang praktisi kepanitiaan Qurban dalam tulisannya di suaramuslim.net menulis hikmah-hikmah yang terkandung dalam Qurban adalah sebagai berikut :
Pahala yang Amat Besar
Dalam suatu hadits digambarkan bahwa pahala orang yang berqurban dihitung dari banyaknya bulu dari hewan yang disembelih. Meski hanya berupa penggambaran, tentu ini merupakan keistimewaan yang patut dikejar oleh umat Islam. Hadits ini berasal dari Ahmad dan Ibnu Majah, Rasulullah Shallallahu ‘alahi wasallam bersabda, “Pada tiap lembar bulu-bulunya itu kita memperoleh satu kebaikan.”

Bahkan bukan hanya bulu, tapi tiap daging dan darahnya mengandung kebaikan. Seperti disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al Hajj : 37 yang berbunyi, “Daging-daging dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi Ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.”

Komunikasi pada Allah Lebih Dekat
Hubungan ini akan lebih dekat apalagi kalau proses penyembelihannya dilakukan dengan tangannya sendiri, karena memang ibadah kurban ini tujuannya adalah untuk taqarrub kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.

Rasa Kepekaan Sosial Meningkat
Membangkitkan dan menguatkan rasa kepekaan sosial dengan sesama kaum muslimin, sehingga diharapkan melalui kurban kesenjangan antara si kaya dan si miskin dapat terjembatani. Yang pada akhirnya memunculkan kebersamaan diantara sesama.

Meningkatkan Rasa Syukur
Mendidik untuk menjadi orang yang pandai bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Bersyukur akan membuat kenikmatan yang akan kita peroleh bertambah banyak, baik dari segi jumlahnya atau paling tidak meskipun yang kita peroleh sedikit rasanya terasa banyak dan barokah.

Bukti Ketaatan pada Allah Subhanahu wa ta’ala
Membuktikan bahwa kita termasuk orang-orang yang taat dalam melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa ta’ala, karena hal ini merupakan salah satu perintah Allah Subhanahu wa ta’ala yang harus dilaksanakan dalam kaitan dengan harta yang kita miliki. Bila berqurban dilakukan oleh seorang muslim maka muslim tersebut termasuk dalam golongan orang-orang yang beruntung sebagaimana dalam firman Allah dalam Al-Qur’an surat At Taghabun:16 yang berbunyi, “Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupan kamu, dengarlah dan taatlah, nafkakanlah yang baik untuk diri kamu, dan siapa yang dipelihara dirinya dari sifat kekikiran, merekalah orang yang beruntung.”

Kemudian, dengan hikmah-hikmah tersebut ini berarti berqurban memiliki konteks yang luas dan tidak hanya terpaku dengan materi. Namun bisa saja berbentuk tenaga dan pikiran untuk membuat suatu kondisi lebih baik. Karena itu, inti dari berqurban ini adalah agar tiap muslim dapat meningkatkan rasa kepedulian sosial antar saudara sesama muslim.

*Penulis adalah Ketua Lazis Yamas Kota Surabaya dan Pemerhati Sosial.

*Tulisan ini juga dimuat di suaramuslim.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar