Sumber : surabaya.tribunnews.com (18 Januari
2019)
Oleh : Aiman Bahalwan
SUNAT itu sakit gak
sih? Seberapa sakitnya? Ternyata sunat itu nggak sakit lho! Itulah yang
disampaikan peserta Khitanan Massal di Rumah Qur’an Darul Irsyad Surabaya,
Minggu (16/12/2018).
Dengan tujuan mencetak
generasi Islam yang bermanfaat melalui khitanan massal, Yayasan Majlis Amal Sholeh (Yamas) Surabaya bekerja
sama dengan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Perhimpunan Al Irsyad Jawa Timur dan
Rumah Qur’an Darul Irsyad.
Ada tips dan trik yang
dilakukan oleh panitia untuk membuat 58 peserta yang hadir tidak takut.
Pertama,
mengajak para peserta untuk berkeliling jalan KH Mas Mansur dengan becak yang
telah disiapkan.
Kedua, selain berkeliling, para peserta juga dihibur oleh pembawa acara yang memotivasi peserta bahwa sunat tidaklah sakit. “Siapa di sini yang berani sunat? Sunat itu gak sakit kok, cuma sebentar sakitnya, kayak digigit semut. Nanti yang berani sunat akan dapat hadiah,” ujarnya.
Melihat peserta masih
tampak cemas, pembawa acara memakai cara lain. Mengurangi rasa tegang para
peserta, pembawa acara bertanya apa yang dirasakan Ibrahim, salah satu peserta
yang telah disunat.
“Rasanya gimana, Him,
setelah disunat? Sakit atau tidak?” tanya pembawa acara.
“Lumayan, tetapi cuma sebentar”, jawab Ibrahim.
“Lumayan, tetapi cuma sebentar”, jawab Ibrahim.
Ketiga, panitia telah
menyiapkan berbagai bingkisan kepada peserta yang berani disunat. Anas Bayasud,
Pengurus Yamas Surabaya menyampaikan, khitanan massal diharapkan dapat
memudahkan masyarakat untuk berkhitan agar lebih saleh dan sehat.
“Harapan kami, acara
ini dapat memudahkan kaum dhuafa untuk mengkhitan anaknya, tanpa dipungut
biaya. Mereka juga mendapatkan bingkisan-bingkisan yang sudah kami siapkan,”
ujar Anas.
Washil Bahalwan, Ketua
Yamas Surabaya menambahkan, khitanan massal bertujuan mengisi waktu liburan
sekolah dan mengajak anak laki-laki muslim menjalankan kewajibannya. Ia
berharap anak-anak menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah, melaksanakan
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. “Sebaik-baik manusia adalah yang paling
bermanfaat untuk orang lain,” tuturnya.
Acara itu juga dihadiri
Camat Semampir, Danramil dan perwakilan Kapolsek Semampir, Dakwah Bil Hal,
Najib Syuaib (Pimpinan Al Akhbar Surabaya), serta Helmi Gana’ (Anggota Majelis
Istisyariah Perhimpunan Al Irsyad Jawa Timur).
*Penulis : Mahasiswa
Ilmu Politik Universitas Airlangga.
*Tulisan
ini juga dimuat di surabaya.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar