Kamis, 29 Desember 2022

TEGAS DAN BERWIBAWA (BAGIAN XXXVI)

Persiapan Drumband Pramuka Al-Irsyad Surabaya saat mengikuti pawai 1 Muharram 1400 H (21 November 1979)
Lokasi : Sekolah Al Irsyad Surabaya Tempo Doeloe

Seperti disampaikan pada tulisan terdahulu tentang aktivitas Jamal Hayaza dalam Drumband Pramuka Gudep 77 Al-Irsyad Surabaya dimulai ketika peresmian Pabrik Petrokimia Gresik tahun 1972 dan berlanjut pada kejurda tahun 1979.

Ada hal menarik dan membuat heboh, pada Kejurda Jatim yang berlangsung pada tanggal 28 Oktober 1979, ketika tim Drumband Pramuka Gudep 77 Al-Irsyad Surabaya menggunakan pakaian adat Madura sebagai kostum.

Namun karena minim pengalaman dan belum pernah tampil dalam kejuaraan resmi, ditambah kurang percaya diri, akhirnya dalam Kejurda 1979, kami pun pulang dengan tangan hampa alias tidak memperoleh gelar apa-apa. Hal ini menjadi modal berharga bagi tim Drumband Pramuka Gudep 77 Al-Irsyad Surabaya untuk lebih berbenah diri, utamanya meningkatkan latihan. Ketika itu yang menjadi Drum Major adalah Farhad Baisa dengan jumlah personil lebih kurang 50 orang. Sedang Jamal Hayaza pegang Snar Drum.

Pawai setelah pulang dari Kejurda tanggal 28 Oktober 1979
Lokasi : Jl. KHM. Mansyur Surabaya
Jamal Hayaza (Narasumber) pegang Snar Drum, baris depan 2 dari kanan

Pada bagian yang lain, ternyata Jamal Hayaza juga tampil dalam acara Pawai menyambut Tahun Baru Islam 1400 H. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada Jamal Hayaza selaku narasumber yang juga telah berkenan memberikan foto kenangan ketika menjadi Drum Major dalam acara Pawai 1 Muharram 1400 H yang bertepatan dengan tanggal 21 November 1979 M tersebut. Guna mengetahui jalannya acara tersebut, dilakukan wawancara by phone dengan penulis pada Selasa, 27 Desember 2022. Berikut ini adalah kisah pengalaman Jamal hayaza selengkapnya.

Drum Major, Jamal Hayaza, atraksi di Jl. KHM. Mansyur Surabaya nampak sebelah kanan rumah besar (sekarang Rumah Sakit Al-Irsyad Surabaya)

Alhamdulillah, dalam pawai tersebut Jamal Hayaza ditunjuk oleh kakak Pembina, Ahmad Ba’amir sebagai Drum Major. Tentunya penunjukkan ini melewati proses panjang dengan melibatkan berbagai pihak, diantaranya kesepakatan antara pengurus dengan pelatih. Tentunya ukurannya adalah kompetensi / kecakapan. “Ketika ditunjuk oleh Pembina, kaget dan bangga. Untuk itu dengan penuh kesadaran dan ingin memberikan yang terbaik, maka saya (Jamal Hayaza) perlu menambah latihan sendiri di halaman rumah, untuk latihan stock master selama 1 minggu. Latihan ini dilakukan agar lebih mahir bermain Drum major,” kenang Jamal Hayaza.

Melintasi Jl. Pahlawan Surabaya 

Melintasi Kantor Gubernur Jatim, Jl. Pahlawan Surabaya

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang untuk dapat ditunjuk menjadi Drum Major, diantaranya adalah :

- Harus memiliki postur tubuh yang tegap, tidak boleh minder. Tidak boleh malu. Karena Drum Major merupakan orang yang memimpin di garis terdepan.

- Mengerti irama mars dan musik, untuk mengetahui kapan suatu lagu itu dimulai dan berakhir.

- Memiliki emosional yang stabil, komunikatif, tegas dan berwibawa.

Fuad Sobban pegang vandel ketika melintasi di Jl. Kramat Gantung Surabaya

Pada pawai memperingati Tahun Baru Islam, 1 Muharram 1400 H, selain diikuti oleh tim Drumband Pramuka Gudep 77 Al-Irsyad Surabaya juga diikuti oleh beberapa ormas Islam, santri pondok pesantren dan undangan lainnya.

Setelah sholat Dhuhur, berangkatlah rombongan tim Drumband Pramuka Gudep 77 Al-Irsyad Surabaya menuju start di Masjid Kemayoran Surabaya dengan melewati : Jl. KHM. Mansyur – Jl. Panggung – Jl. Veteran dan berhenti di Masjid Kemayoran Surabaya.

Melintasi Jl. Tunjungan

Setelah baris beriringan sesuai dengan urutan yang ditentukan panitia, tibalah saatnya rombongan mulai bergerak dengan start di Masjid Kemayoran melintasi Jl. Pahlawan – Jl. Kramat Gantung – Jl. Gemblongan – Jl. Tunjungan – Jl. Pemuda – Jl. Panglima Sudirman – Jl. Urip Sumoharjo dan finis di Podium Kehormatan, tepatnya di Taman Bungkul, Jl. Raya Darmo Surabaya. Ketika sampai di podium kehormatan, tim Drumband Pramuka Gudep 77 Al-Irsyad Surabaya mendapat sambutan yang luar biasa dari tamu kehormatan dengan applause yang meriah.

Melintasi Hotel Olympic Jl. Urip Sumoharjo Surabaya

Jl. Raya Darmo

Penulis bertanya, “Bagaimana kesannya menjadi Drum Major dalam acara tersebut ?” Jamal pun menjawab, “Bangga dan ini merupakan tugas dan tanggungjawab sebagai Drum Major untuk memimpin tim Drumband Al-Irsyad Surabaya”.

Jamal pun menambahkan, “Setelah tampil, kita pulang menuju markas Drumband Pramuka Gudep 77 Al-Irsyad Surabaya, Jl. Danakarya No. 46 Surabaya naik bus”.

Demikian pengalaman Jamal Hayaza dalam Drumband dan semoga tulisan ini menginformasikan bahwa keberadaan Drumband Pramuka Gudep 77 Al-Irsyad Surabaya tempo doeloe sangat aktif dalam ikut menyemarakkan kegiatan baik di lembaga negara maupun swasta lainnya. Antara lain aktif dalam kegiatan HUT RI, HUT Pramuka dan kegiatan lainnya.

Semoga pengalaman Jamal Hayaza ini mampu menjadi inspirasi bagi generasi muda Al-Irsyad Surabaya. Bahwa keberhasilan perlu diperjuangkan dan dikomunikasikan dengan berbagai pihak. Dukungan dari orang tua dan lembaga mutlak diperlukan dan itu merupakan salah satu faktor keberhasilan Drumband Pramuka Gudep 77 Al-Irsyad Surabaya tempo doeloe. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala memudahkan dan melancarkan aktivitas kita untuk lahirnya generasi yang lebih baik di masa mendatang.

Ditulis oleh : Washil Bahalwan

Narasumber : Jamal Hayaza

Tidak ada komentar:

Posting Komentar