Minggu, 13 November 2022

DARI KEJURNAS 1986 MENJADI AKTIFIS DAN PENULIS (BAGIAN XXVI)

(Sambungan)


Drumband Pramuka Al-Irsyad Surabaya saat tampil dalam Lomba Display di Kejurnas, Juni 1986
Lokasi : Stadion Madya Senayan, Jakarta

Menurut hemat penulis, Drumband Pramuka Al-Irsyad Surabaya dengan sangat luar biasa menyuguhkan penampilan yang tidak biasa ditampilkan oleh korps Drumband manapun di era itu, banyak lagu-lagu yang sederhana disulap menjadi lagu yang spektakuler dan mewah, siapa yang tidak familier dengan lagu berirama melayu seperti “ Bunga Nirwana “ dikala itu, namun di tangan korps Drumband Pramuka Al-Irsyad Surabaya lagu Bunga Nirwana berubah menjadi instrument lagu berirama Spanish Flamenco yang ketika diperdengarkan seolah membuat para pendengarnya tercengang dan riuh berdecak kagum, seolah tak percaya dengan keindahan pilihan nada dan harmonisasi pada lagu tersebut.  Yaah, dialah Ibrahim Hebsyi, SH yang berhasil membuat aransemen itu terdengar begitu spektakuler.

Selain bang Brahim, ada peran penting yang tidak bisa kita lupakan yaitu Serma T. Siswanto atau yang lebih akrab dipanggil dengan Pak Sis seorang pelatih Baris Berbaris, Display dan musik. Beliau pelatih Drumband Pramuka Al Irsyad Surabaya sejak Kejurda 1982 di Surabaya yang sukses membawa nama Drumband kita keluar sebagai juara I.

Diatas sudah disampaikan bahwa Ibahim Hebsyi adalah aransemen lagu kemudian aransemen tsb diberikan kepada Pak Sis lalu diterapkan ke pemain.

Pak Sis selaku pelatih Drumband Pramuka Al-Irsyad Surabaya mengungkapkan bahwa dirinya bangga  atas  hasil yang timnya raih pada masa itu. Yang mana setiap aransemen nada yang dimainkan dengan begitu tepat dan akurasi tembakan nada yang jitu, sehingga begitu harmonisnya dimainkan membuat semua pendengar publik menjadi heran seakan tidak percaya bahwa lagu sesederhana itu bisa menjadi sangat mewah.

Selain bang Brahim dan Pak Sis, ada juga pelatih yang jasanya tidak bisa kita lupakan. Beliau seorang pelatih yang juga menginspirasikan kepada kita bagaimana kecintaan beliau terhadap almamaternya (AL-IRSYAD). Kita kenal dengan nama Moestofa Bazargan (Pelatih Snar Drum) dengan jam terbangnya yang tinggi sehingga mampu membuat variasi dalam gaya/style bermain Drumband Pramuka Al-Irsyad Surabaya dalam memainkan Snar Drum-nya.

Penulis salut dan memberi apresiasi kepada sang pelatih senar Drum Moestofa Bazargan atas kepiawaiannya dalam mengaplikasikan pukulan snar Drum ke sebuah lagu dengan pas diiringi gerakan langkah yang tepat pula. Karena dalam Drumband, sebuah nada lagu itu harus sesuai dengan langkah kaki.

Moestofa Bazargan juga handal dalam membuat inovasi dalam aransemen mars dan lagu lagu lainnya. Salah satu keahliannya adalah merubah pola lama menjadi pola baru. Artinya kala itu permainan yang ada di Drumband Al Irsyad Surabaya, apabila alat tiup seruling bunyi maka semua perkusi berhenti kecuali 1 Snar Drum, 1 bas Drum yang bunyi untuk mengiringi lagu dan inilah yang dinamakan Trom Musik (1 pemain Snar Drum) dan 1 Bas Drum mengiringi seruling.

Namun setelah tahun 1982 ketika kita ikut lomba Kejurda di Surabaya ada peraturan dari PDBI (Persatuan Drumband Indonesia) yang mengatakan : Alat instrumen harus ikut mengiringi lagu dan ada nilainya. Namun apabila tidak sesuai dengan peraturan, maka nilainya akan kena Dis (hukuman) yang berakibat pengurangan nilai. Nah, disitulah diperlukan keahlian sang pelatih khususnya perkusi untuk mengolah otak bagaimana caranya bisa menampilkan sebuah lagu dengan aransemen yang tepat. (Bersambung)

Ditulis oleh : Washil Bahalwan

Nara sumber : Moestofa Bazargan

Kenangan Drumband Pramuka Al-Irsyad Surabaya saat menunggu giliran latihan gladi resik Parade Senja di Istana Negara, 16 Agustus 1986. Penulis (baris ke-2 dari bawah, mengenakan kaos hijau strip putih) saat menjadi pemain, pegang Snar Drum.
Lokasi : Istana Negara Jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar