Jumat, 14 Oktober 2022

KIPRAH PANDU – PRAMUKA AL IRSYAD SURABAYA SELALU HADIR DALAM KEGIATAN SOSIAL (BAGIAN XV)


Kenangan Kakak Senior yang berjasa, ketika di ruang Poliklinik Sekolah Al Irsyad Jl. Danakarya 46 Surabaya. Selain aktif di Pramuka, mereka juga aktif sebagai relawan yang membantu tim medis. Dokumen foto sekitar tahun 1968. Tidak dapat dipungkiri poliklinik ini (Jl. Danakarya 46 Surabaya) menjadi cikal bakal berdirinya Rumah Sakit Al Irsyad Surabaya. 
Dari Kiri ke Kanan : Farid Alamudi, Abdurrahman Allan, Ady Zakin, Fauzi Bamahfud, Ahmad Ba’amir. Dan juga Moestofa Bazargan pernah menjadi relawan di poliklinik ini (tidak ikut serta dalam foto bersama).

Seperti diinformasikan pada pembahasan terdahulu, bahwa dalam melaksanakan tugasnya Badan Sosial Al-Irsyad tempo doeloe (HAIAH MABARROTUL IRSYAD) selalu mengikutsertakan Pandu – pramuka Al-Irsyad untuk memperlancar program-programnya. Hal ini menjadi wadah bagi pandu-pramuka Al-Irsyad Surabaya untuk mengasah kepekaan sosial, sekaligus menjadi sarana pengkaderan bagi pandu – pramuka Al-Irsyad Surabaya untuk nantinya melanjutkan tongkat estafet dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial berikutnya.

Dan berikut ini adalah keikutsertaan pandu-pramuka Al-Irsyad Surabaya dalam kegiatan keagamaan, sosial dan kemanusiaan.

PERTAMA : Seperti dituturkan oleh Moestofa Bazargan (Senior Al Irsyad yang aktif di pandu & Drumband) kepada penulis dalam sebuah kesempatan mengatakan bahwa, pandu – pramuka Al-Irsyad Surabaya selalu diikutsertakan dalam kegiatan-kegiatan sosial. Kegiatan tersebut adalah : pelaksanaan sholat Iedul Fitri termasuk pembagian zakat fitrah, pelaksanaan Iedul Adha termasuk penerimaan dan pemotongan serta pendistribusian daging kurban, khitanan massal dan pertolongan pada korban banjir.

Masih menurut Moestofa Bazargan, misalnya kegiatan penerimaan dan pembagian beras fitrah sekitar tahun 1961 di Al-Irsyad Surabaya, dimana poskonya berada di Kampung Ampel Maghfur Surabaya (sekarang TK Al-Irsyad Surabaya). Pemilihan posko di Ampel Maghfur dikarenakan tempatnya berada di perkampungan, sehingga memudahkan dalam pengambilan beras fitrah.

Pandu – Pramuka berinisiatif untuk menjemput bola dengan cara mengambil beras fitrah dari si wajib zakat dengan menggunakan gledekan. Setelah beras zakat fitrah terkumpul, kemudian didistribusikan melalui perwakilan (kepala ranting) dan sisanya dibagikan untuk dhuafa di Ampel Maghfur, dimana antriannya cukup banyak. “Saya (Ges Martak) dan Noval Bahalwan di malam takbiran membagi beras kepada orang yang berhak menerimanya, menggunakan Gledekan dan berpakaian Pandu”, demikian kata Ges Martak, ketika penulis bersilaturrahim ke rumahnya sekitar tahun 90- an.

“Termasuk dalam pelaksanaan sholat Iedul Fitri maupun Iedul Adha, Pramuka diikutsertakan dalam pengaturan parkir kendaraan jamaah Sholat Ied, kami Pramuka dianjurkan memakai seragam kebesarannya yaitu baju pramuka”, demikian kata Moestofa Bazargan (Senior Al-Irsyad Surabaya). Untuk kegiatan penerimaan dan pemotongan hewan kurban sudah disampaikan pada edisi yang lalu.

KEDUA : Ada cerita menarik ketika penulis menjadi Ketua Lajnah Sosial Ekonomi Al-Irsyad Surabaya di kegiatan khitanan massal tahun 2002. Diundanglah para senior Al-Irsyad Surabaya. Di tengah-tengah acara khitan, salah satu senior Al Irsyad, Hasan Jabal berkata kepada penulis, “Saya (Hasan Jabal) dan beberapa temanku merupakan alumni pertama peserta khitanan massal yang diadakan di Al Irsyad”, demikian kata Hasan Jabal dengan penuh antusias mengenang peristiwa itu. Ternyata, khitanan massal kala itu adalah kegiatan yang diinisiasi oleh pandu Pramuka Al Irsyad Surabaya.

Kenangan Penulis (Washil Bahalwan), Ketua Lajnah Sosial & Ekonomi Al-Irsyad Surabaya sedang berbincang santai dengan Hasan Jabal, Senior Al-Irsyad

Penulis (Ketua Lajnah Sosial & Ekonomi Al-Irsyad Surabaya) sedang monitor peserta khitan yang melakukan daftar ulang

Di kesempatan lain, ada yel-yel kreatif yang dinyanyikan oleh pandu Pramuka Al Irsyad untuk menarik masyarakat agar mengkhitankan anaknya di Al Irsyad Surabaya. Peristiwa menarik ini dikisahkan oleh Abdul Aziez Bahalwan. Begini irama yel-yelnya :

“Khitanan Umum di Gedung Al-Irsyad. Marilah-marilah daftarkan anaknya untuk dikhitan dengan cuma-cuma. Demi mengikuti Sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alihi Wa Sallam, dapat hadiah sarung selembar, pulang naik mobil Pramuka yang ngantar”, kenang Abdul Aziez. 

Bentuk kerjasama Lajnah Sosial & Ekonomi Al-Irsyad Surabaya dengn Rumah Sakit Al-Irsyad Surabaya dalam acara Khitanan Massal, Ahad, 29 Juni 2003

Satu tahun kemudian, tepatnya tahun 2003, penulis mengundang media, salah satunya TVRI untuk meliput acara khitanan massal yang diadakan kembali di rumah sakit Al Irsyad Surabaya. Kala itu, pesertanya mencapai sekitar 100 anak. (Bersambung)

Wakil Ketua PC Al-Irsyad Surabaya, Abdillah Bahanan (kanan), sedang berbincang dengan Direktur Rumah Sakit Al-Irsyad Surabaya, dr. Ahmad Bakarman di sela-sela khitanan massal

dr. Salim Ubaid, salah satu tim medis dalam acara Khitanan Massal di Rumah Sakit Al-Irsyad Surabaya

Suasana peserta khitan sedang menunggu giliran khitan di Rumah Sakit Al-Irsyad Surabaya

Ditulis oleh: Washil Bahalwan

Narasumber: Hasan Jabal, Ges Martak, Moestofa Bazargan, dan Abdul Aziez Bahalwan

Penulis : Washil Bahalwan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar