Oleh : Washil Bahalwan
Baru saja Hari Raya Idul Adha 1439 H berlalu. Rangkaian Idul Adha yang terdiri atas Sholat Idul Adha dan dilanjutkan dengan pemotongan hewan kurban, Alhamdulillah sudah dilaksanakan oleh kaum muslimin di seantero dunia.
Pada pembahasan kali ini, kami hanya fokus pada pemotongan hewan kurban. Hal ini disebabkan karena masih banyak kita jumpai di beberapa tempat pemotongan, dimana mereka asal melaksanakan pemotongan hewan kurban HANYA untuk menggugurkan kewajiban semata. Sehingga dalam pelaksanaannya, mereka menganggap hanya acara seremonial belaka. Padahal pemotongan hewan kurban merupakan salah satu ibadah yang telah diatur dalam Alqur’an dan Hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam (tidak boleh menurut kehendak panitia).
Untuk mengingatkan, mengenai manajemen kepanitiaan pemotongan hewan kurban sudah pernah kami tulis beberapa waktu yang lalu, mulai dari pra pelaksanaan – pelaksanaan – pasca pelaksanaan. Apa saja yang harus dipersiapkan untuk mendukung kerja panitia baik teknis maupun non teknis.
Pada intinya penyelenggara dan panitia pelaksana pemotongan hewan kurban, merupakan pemegang dan pelaksana amanah. Oleh karena itu dituntut untuk bekerja dengan baik, cermat dan cepat termasuk mengatur waktu sedemikian rupa, sehingga daging kurban segera diterima oleh saudara kita yang berhak
Ada baiknya sebelumnya panitia pemotongan hewan kurban melaksanakan hal-hal berikut ini :
Tentukan berapa banyak hewan kurban (sapi maupun kambing) yang dapat diterima (ada target). Sesuaikan dengan sarana dan prasarana pendukung dan faktor lainnya. Kalau sudah melebihi target, maka hewan kurban dapat diberikan/dikirimkan kepada mereka yang membutuhkan (hewan hidup) untuk syiar Islam dan mendapatkan manfaat yang lebih besar.
Data penerima daging kurban. Mengenai data ini harus terus di update (diperbaharui). Hal ini penting untuk selanjutnya dikorelasikan antara target hewan yang harus diterima dengan jumlah yang menerima.
Teknis pemberian daging kurban kepada mereka yang berhak.
Ketersediaan panitia sebagai pihak yang melaksanakan jalannya pemotongan sampai selesai, lengkap dengan bagian-bagiannya.
Kepanitiaan yang standar harus meliputi beberapa bagian. Diantaranya adalah : Bagian pemotongan baik untuk sapi maupun kambing harus orang-orang yang memang profesional. Hal ini penting karena tim pemotongan itu bukan hanya memotong saja, melainkan menguliti dan sekaligus pemecelan. Khusus untuk pengulitan harus ekstra hati-hati. Jangan sampai kulit lubang atau bahkan robek, karena dapat menurunkan harga sampai 50%. Kulit sapi maupun kambing akan dilelang. Pemenang lelang adalah peserta yang memberikan penawaran paling tinggi . Uang hasil lelang selanjutnya akan dibagikan kepada mereka yang berhak (panitia sudah memiliki data penerima uang kulit).
Harus disepakati, kalau terjadi hal-hal diluar rencana yang telah dibuat, maka siapa yang harus memberikan komando (jangan semua panitia dapat memberikan komando). Oleh karena itu perlunya dibuat “POS Kepanitiaan Pemotongan hewan kurban“. POS = Prosedur Operasional Standar. Termasuk bagaimana pengaturan istirahat, harus dibuat gelombang, Jadi tugas masing-masing kepanitiaan tetap berjalan.
Dalam POS tersebut dibuat rencana kerja harus selesai dalam waktu satu hari.
Berikut ini kami sampaikan contoh manajemen waktu yang harus dipertimbangkan dalam proses pemotongan sampai distribusi.
MISAL :
Dalam suatu kepanitiaan diperoleh hewan kurban untuk sapi 15 ekor dan kambing 100 ekor. Maka diperlukan tukang potong sapi (jagal) sebanyak 10 orang dan tukang potong kambing 10 orang. Juga dibutuhkan jumlah panitia kurang lebih 150 orang.
Perhitungannya sebagai berikut :
• Jumlah penerimaan sapi 15 ekor
• Satu ekor sapi rata-rata diselesaikan dalam waktu 35 menit.
• Maka waktu yang diperlukan adalah : 15 ekor sapi X 35 menit = 525 menit.
525 menit : 60 menit = 8,75 jam
• Dengan demikian untuk 15 ekor sapi diselesaikan dalam waktu 8 jam.
Jumlah penerimaan kambing 100 ekor
Satu ekor kambing rata-rata diselesaikan dalam waktu 25 menit.
Maka waktu yang diperlukan adalah : 100 ekor kambing X 25 menit = 250 menit.
250 menit : 60 menit = 4,2 jam
Dengan demikian untuk 100 ekor kambing diselesaikan dalam waktu 4 jam
Sekali lagi manajemen waktu dalam menyelesaikan pemotongan tersebut di atas, dapat dilakukan, manakala kepanitiaannya terlatih (ada pembekalan terlebih dahulu). Kita kedepankan profesionalitas. Sarana dan daya dukung memenuhi syarat untuk memanajemen waktu sebaik mungkin.
Sedang untuk tempat pemotongan di tempat lain, dapat menyesuaikan dengan kondisi yang ada termasuk ketersediaan sarana dan daya dukung serta berapa hewan kurban yang berhasil diterima. Pada intinya optimalkan waktu sedemikian rupa. Dengan harapan saudara kita yang berhak menerima dengan segera dapat merasakan daging kurban tersebut.
Hal yang tidak kalah pentingnya adalah persiapan matang harus dilakukan, selalu berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar amanah yang dipercayakan kepada kita dapat ditunaikan dengan baik dan benar.
Alhamdulillah, untuk pemotongan hewan kurban tahun 1439 H / 2018 M, kami mendapat tugas untuk monitoring dan pengawasan di tiga tempat berbeda yaitu : Masjid Yayasan Perguruan Al-Irsyad Surabaya dengan ketua Takmir Bpk. Ir. Abdurrahman Baraja, Sekolah Tinggi Agama Islam “Ali Bin Abi Thalib“ dengan Ketua Ustadz Mubarok Bamuallim Lc. MHI dan Masjid Baiturrahim Perum Jenggolo Asri Sidokerto Buduran Sidoarjo dengan Ketua Yayasan Bpk. Abu Sayid Hayazee’
Selain apa yang sudah disampaikan diatas, faktor koordinasi dan kerjasama mutlak harus dilakukan agar kinerja panitia terarah dan fokus pada target yang direncanakan.
Dan berikut ini kami tampilkan perolehan dan distribusi hewan kurban di tiga tempat :
Semoga kita ikhlas dalam mengemban amanah pengorban yang telah mempercayakan hewan kurbannya seraya berdoa agar siapapun yang terlibat dalam kepanitiaan pemotongan hewan kurban diberi kemudahan dan mendapat Ridho Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Aamiin.
NB : Penulis adalah praktisi kepanitiaan kurban.
Semoga kita ikhlas dalam mengemban amanah pengorban yang telah mempercayakan hewan kurbannya seraya berdoa agar siapapun yang terlibat dalam kepanitiaan pemotongan hewan kurban diberi kemudahan dan mendapat Ridho Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Aamiin.
NB : Penulis adalah praktisi kepanitiaan kurban.
Pelaksanaan pemotongan hewan qurban di Yayasan Perguruan Al Irsyad Surabaya.
Pelaksanaan pemotongan hewan qurban di STAI Ali Bin Abi Thalib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar