Oleh : Washil Bahalwan
Alhamdulillah kita sudah masuk edisi 22. Judul tersebut memang benar adanya bahwa kita harus selalu menjaga tali persaudaraan dalam keluarga kita. Ada keturunan Bahalwan yang tidak diketahui keberadaan dan kabar beritanya sampai sekarang seperti hilang ditelan ombak di laut. Keturunan Bahalwan yang dimaksud adalah Muhammad bin Awad bin Muhammad bin Ali bin Mubarak Bahalwan. Dia hijrah dari Hadramaut ke Surabaya tetapi terdampar di Singapura. Ada kerinduan dan kangen ingin bertemu minimal melihat wajahnya atau mendengar suaranya melalui hubungan telepon (yaa namanya saudara pasti ada kerinduan), termasuk dimana anak keturunannya sekarang berada.
Alhamdulillah kita sudah masuk edisi 22. Judul tersebut memang benar adanya bahwa kita harus selalu menjaga tali persaudaraan dalam keluarga kita. Ada keturunan Bahalwan yang tidak diketahui keberadaan dan kabar beritanya sampai sekarang seperti hilang ditelan ombak di laut. Keturunan Bahalwan yang dimaksud adalah Muhammad bin Awad bin Muhammad bin Ali bin Mubarak Bahalwan. Dia hijrah dari Hadramaut ke Surabaya tetapi terdampar di Singapura. Ada kerinduan dan kangen ingin bertemu minimal melihat wajahnya atau mendengar suaranya melalui hubungan telepon (yaa namanya saudara pasti ada kerinduan), termasuk dimana anak keturunannya sekarang berada.
Dari catatan peristiwa pada tanggal 30 Agustus 1926 M atau 91 tahun yang lalu, Salim Bin Abdurrahman Muhammad Bahalwan di Surabaya (pendiri Sekolah Al-Ma'arif), menerima surat yang ditulis tangan oleh Ibrahim bin Awad bin Muhammad Bahalwan dari Hadramaut. Berikut penulis tampilkan surat asli sebagai dokumen, tulisan tangan Ibrahim bin Awad bin Muhammad Bahalwan :
Terjemahan bebas surat Ibrahim bin Awad bin Muhammad Bahalwan adalah sebagai berikut :
"Kepada yang terhormat, Salim Bin Abdurrahman bin Muhammad Bahalwan.
Keadaan kita semua dalam keadaan baik dan kami berharap kalian juga dalam keadaan baik pula.
Kami telah mengetahui dari Al-Walid Ubaid Karamah Basyaif.
Kepada Salim Bin Abdurrahman Bahalwan, kami bersyukur bahwa keadaan kalian di Surabaya baik-baik saja dan kami pun juga gembira karena ada keluarga Bahalwan di Surabaya.
Jangan lupa untuk menjalin bersilaturrahim terus supaya saling mengetahui keadaan satu sama lain. Saya mau tanya, ada salah satu keluarga yang ada di Singapura, dia adalah saudaraku yang sudah 12 tahun lalu sampai sekarang tidak ada yang tahu, mungkin dia tersesat. Sebab tidak ada kabar beritanya, kita putus hubungan.
Tolong dibantu untuk mencari orang tersebut! Dimana keberadaannya dan bagaimana kondisinya. Namanya Muhammad bin Awad bin Muhammad Bahalwan. Dan segera beri kabar kepada kita apabila bertemu, melalui Al-Walid Ubaid Karamah Basyaif (orang yang diberi kuasa atau mandat). Kalau saudara punya pesan atau kabar, saya siap di kontak. Saya di Aden, tinggal di rumah Syeikh Umar bin Abdullah Baabbad.
Segera balas kalau ada kabar gembira. Kirim surat melalui Syeikh Muhammad Bamatrif Basyaif. Supaya kalau ada orang yang tanya, kita bisa menjelaskan bahwa kita (Ibrahim bin Awad Bahalwan) memiliki keluarga Bahalwan di Surabaya dan siap membantu mencarinya."
《Ibrahim bin Awad Bahalwan》
《30 - 8 - 1926 M》
Dari surat tersebut dapat dikatakan bahwa Ibrahim bin Awad Bahalwan sangat mengharapkan pertolongan dari Salim Bin Abdurrahman Bahalwan untuk mencari informasi tentang keberadaan saudaranya, Muhammad bin Awad bin Muhammad bin Ali bin Mubarak Bahalwan yang terdampar atau hilang di Singapura. Namun sampai saat ini penulis belum mendengar kabar atau cerita tanda-tanda ditemukannya jejak dari Muhammad bin Awad bin Muhammad bin Ali bin Mubarak Bahalwan termasuk anak keturunannya.
Selain Ibrahim bin Awad Bahalwan, saudara Muhammad bin Awad Bahalwan lainnya yang bernama Salim bin Awad Bahalwan, juga berkirim surat yang ditujukan kepada Al-Bahalwan Surabaya. Surat tersebut ditulis pada 29 Jumadil Awal 1350 H atau 88 tahun yang lalu. Berikut surat asli sebagai dokumen tulisan tangan Salim bin Awad Bahalwan :
"Kepada yang terhormat, Salim Bin Abdurrahman bin Muhammad Bahalwan.
Keadaan kita semua dalam keadaan baik dan kami berharap kalian juga dalam keadaan baik pula.
Kami telah mengetahui dari Al-Walid Ubaid Karamah Basyaif.
Kepada Salim Bin Abdurrahman Bahalwan, kami bersyukur bahwa keadaan kalian di Surabaya baik-baik saja dan kami pun juga gembira karena ada keluarga Bahalwan di Surabaya.
Jangan lupa untuk menjalin bersilaturrahim terus supaya saling mengetahui keadaan satu sama lain. Saya mau tanya, ada salah satu keluarga yang ada di Singapura, dia adalah saudaraku yang sudah 12 tahun lalu sampai sekarang tidak ada yang tahu, mungkin dia tersesat. Sebab tidak ada kabar beritanya, kita putus hubungan.
Tolong dibantu untuk mencari orang tersebut! Dimana keberadaannya dan bagaimana kondisinya. Namanya Muhammad bin Awad bin Muhammad Bahalwan. Dan segera beri kabar kepada kita apabila bertemu, melalui Al-Walid Ubaid Karamah Basyaif (orang yang diberi kuasa atau mandat). Kalau saudara punya pesan atau kabar, saya siap di kontak. Saya di Aden, tinggal di rumah Syeikh Umar bin Abdullah Baabbad.
Segera balas kalau ada kabar gembira. Kirim surat melalui Syeikh Muhammad Bamatrif Basyaif. Supaya kalau ada orang yang tanya, kita bisa menjelaskan bahwa kita (Ibrahim bin Awad Bahalwan) memiliki keluarga Bahalwan di Surabaya dan siap membantu mencarinya."
《Ibrahim bin Awad Bahalwan》
《30 - 8 - 1926 M》
Dari surat tersebut dapat dikatakan bahwa Ibrahim bin Awad Bahalwan sangat mengharapkan pertolongan dari Salim Bin Abdurrahman Bahalwan untuk mencari informasi tentang keberadaan saudaranya, Muhammad bin Awad bin Muhammad bin Ali bin Mubarak Bahalwan yang terdampar atau hilang di Singapura. Namun sampai saat ini penulis belum mendengar kabar atau cerita tanda-tanda ditemukannya jejak dari Muhammad bin Awad bin Muhammad bin Ali bin Mubarak Bahalwan termasuk anak keturunannya.
Selain Ibrahim bin Awad Bahalwan, saudara Muhammad bin Awad Bahalwan lainnya yang bernama Salim bin Awad Bahalwan, juga berkirim surat yang ditujukan kepada Al-Bahalwan Surabaya. Surat tersebut ditulis pada 29 Jumadil Awal 1350 H atau 88 tahun yang lalu. Berikut surat asli sebagai dokumen tulisan tangan Salim bin Awad Bahalwan :
Terjemahan bebas surat Salim bin Awad Bahalwan,
"Dari Aden ke Surabaya tanggal 29 Jumadil Awal 1350 H.
Kepada yang terhormat, Al-Bahalwan Assalamu'alaikum Waramatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah semoga kalian dalam keadaan sehat dan selalu mendapatkan perlindungan dari Allah سحانه وتعالى, Aamiin
Telah datang rombongan dari Surabaya dan telah kita tanyakan keadaan kalian di Indonesia. Kita (Salim bin Awad Bahalwan), ada rencana untuk pergi ke Indonesia. Akan tetapi terkendala atau tidak ada ongkos untuk perjalanannya. Mohon dengan sangat untuk bantuannya, agar kita dapat pergi ke Indonesi. Kita datang dari Hadramaut ke Aden dan numpang bermukim. Disitu kita banyak tahu berita-berita tentang kalian.
Kita sampai sekarang menunggu kabar kalian dari Surabaya-Indonesia. Keadaan kami di Hadramaut bagus dan sehat-sehat saja, tetapi harga-harga barang melambung tinggi.
Dari Salim bin Awad Bahalwan. Kita bermukim di Aden di rumah Ibrahim Muhammad Akil Fikri.
Untuk jawaban surat dapat melalui pos dengan alamat :
Salim Awad Bahalwan Aden
C/O.E.M.Akil Fikri Aden
Jelasnya, Salim bin Awad Bahalwan ada rencana pergi ke Surabaya dari Hadramaut, namun terkendala dana untuk perjalanannya. Maka ia minta bantuan kepada Al-Bahalwan, khususnya Salim bin Abdurrahman Bahalwan.
Maksud tujuan ke Indonesia selain menjalin silaturrahim dengan Al-Bahalwan Surabaya, juga untuk mencari informasi keberadaan dari Muhammad bin Awad Bahalwan yang hilang tidak ada kabar di Singapura. Namun sangat disayangkan, karena pada saat itu situasi dan kondisi sedang menghadapi zaman MALISE (kesulitan keuangan), sehingga permintaan Salim bin Awad Bahalwan tidak dapat dipenuhi oleh Salim Bin Abdurrahman Bahalwan.
Surat dari Ibrahim bin Awad Bahalwan maupun surat dari Salim bin Awad Bahalwan kemudian disimpan oleh Abah Zein. Memang dahulu Abah Zein pernah cerita kepada penulis ketika masih kecil, "Ada Bahalwan yang hilang di Singapura." Tetapi oleh Abah Zein tidak diceritakan secara mendetail (lengkap) setelah Abah Zein pulang ke Rahmatullah tahun 1981 maka penulis menemukan berkas berkas Al-Bahalwan termasuk kedua surat tersebut. Dan setelah dipelajari, ditelaah dan dicocokkan dengan pohon silsilah versi Abah Zein, ternyata benar apa yang dahulu pernah diceritakan kepada penulis di waktu kecil. Dan itu diperkuat dengan di pohon silsilah versi Abah Zein ada tanda Singapura pada Muhammad. Jadi itu lebih memperkuat keyakinan penulis bahwa Bahalwan yang hilang di Singapura adalah Muhammad bin Awad bin Muhammad bin Ali bin Mubarak Bahalwan.
Jadi faktor yang melandasi penulis menguak siapa sebenarnya Bahalwan yang hilang di Singapura adalah cerita Abah Zein 40 tahun yang lalu kepada penulis. Disamping itu panggilan jiwa dan ikatan emosional karena bersaudara, walaupun tidak pernah bertemu. Dan juga antara penulis dengan Muhammad bin Awad Bahalwan yang hilang adalah sama-sama berasal dari generasi ke-5 dari Mubarak bin Muhammad bin Salim bin Abdullah bin Geis Bahalwan. Untuk lebih jelasnya berikut akan penulis tampilkan kembali "Pohon Silsilah" versi Abah Zein :
"Dari Aden ke Surabaya tanggal 29 Jumadil Awal 1350 H.
Kepada yang terhormat, Al-Bahalwan Assalamu'alaikum Waramatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah semoga kalian dalam keadaan sehat dan selalu mendapatkan perlindungan dari Allah سحانه وتعالى, Aamiin
Telah datang rombongan dari Surabaya dan telah kita tanyakan keadaan kalian di Indonesia. Kita (Salim bin Awad Bahalwan), ada rencana untuk pergi ke Indonesia. Akan tetapi terkendala atau tidak ada ongkos untuk perjalanannya. Mohon dengan sangat untuk bantuannya, agar kita dapat pergi ke Indonesi. Kita datang dari Hadramaut ke Aden dan numpang bermukim. Disitu kita banyak tahu berita-berita tentang kalian.
Kita sampai sekarang menunggu kabar kalian dari Surabaya-Indonesia. Keadaan kami di Hadramaut bagus dan sehat-sehat saja, tetapi harga-harga barang melambung tinggi.
Dari Salim bin Awad Bahalwan. Kita bermukim di Aden di rumah Ibrahim Muhammad Akil Fikri.
Untuk jawaban surat dapat melalui pos dengan alamat :
Salim Awad Bahalwan Aden
C/O.E.M.Akil Fikri Aden
Jelasnya, Salim bin Awad Bahalwan ada rencana pergi ke Surabaya dari Hadramaut, namun terkendala dana untuk perjalanannya. Maka ia minta bantuan kepada Al-Bahalwan, khususnya Salim bin Abdurrahman Bahalwan.
Maksud tujuan ke Indonesia selain menjalin silaturrahim dengan Al-Bahalwan Surabaya, juga untuk mencari informasi keberadaan dari Muhammad bin Awad Bahalwan yang hilang tidak ada kabar di Singapura. Namun sangat disayangkan, karena pada saat itu situasi dan kondisi sedang menghadapi zaman MALISE (kesulitan keuangan), sehingga permintaan Salim bin Awad Bahalwan tidak dapat dipenuhi oleh Salim Bin Abdurrahman Bahalwan.
Surat dari Ibrahim bin Awad Bahalwan maupun surat dari Salim bin Awad Bahalwan kemudian disimpan oleh Abah Zein. Memang dahulu Abah Zein pernah cerita kepada penulis ketika masih kecil, "Ada Bahalwan yang hilang di Singapura." Tetapi oleh Abah Zein tidak diceritakan secara mendetail (lengkap) setelah Abah Zein pulang ke Rahmatullah tahun 1981 maka penulis menemukan berkas berkas Al-Bahalwan termasuk kedua surat tersebut. Dan setelah dipelajari, ditelaah dan dicocokkan dengan pohon silsilah versi Abah Zein, ternyata benar apa yang dahulu pernah diceritakan kepada penulis di waktu kecil. Dan itu diperkuat dengan di pohon silsilah versi Abah Zein ada tanda Singapura pada Muhammad. Jadi itu lebih memperkuat keyakinan penulis bahwa Bahalwan yang hilang di Singapura adalah Muhammad bin Awad bin Muhammad bin Ali bin Mubarak Bahalwan.
Jadi faktor yang melandasi penulis menguak siapa sebenarnya Bahalwan yang hilang di Singapura adalah cerita Abah Zein 40 tahun yang lalu kepada penulis. Disamping itu panggilan jiwa dan ikatan emosional karena bersaudara, walaupun tidak pernah bertemu. Dan juga antara penulis dengan Muhammad bin Awad Bahalwan yang hilang adalah sama-sama berasal dari generasi ke-5 dari Mubarak bin Muhammad bin Salim bin Abdullah bin Geis Bahalwan. Untuk lebih jelasnya berikut akan penulis tampilkan kembali "Pohon Silsilah" versi Abah Zein :
Keterangan Pohon Silsilah Abah Zein :
Washil Bin Zein Bin Abdurrahman bin Muhammad bin Mubarak Bahalwan.
Muhammad (yang hilang di Singapura) bin Awad bin Muhammad bin Ali bin Mubarak Bahalwan.
Bisa jadi, Muhammad bin Awad Bahalwan yang hilang sebenarnya masih masuk kelompok jalur pertama. Akan tetapi dia (Muhammad) dari keturunan Ali bin Mubarak Bahalwan. Sedangkan penulis dari keturunan Muhammad bin Mubarak Bahalwan. Keduanya anak Mubarak (Muhammad dan Ali), jadi titik simpulnya bertemu di Mubarak Bahalwan.
Memang secara fisik, penulis tidak pernah bertemu dengan Muhammad bin Awad Bahalwan yang hilang di Singapura. Akan tetapi penulis selalu berdoa, semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah سبحانه وتعالى. Dan penulis akan berusaha terus untuk mendapatkan informasi tentang anak keturunannya. Penulis yakin suatu saat nanti InsyaaAllah akan bertemu dengan anak keturunan dari Muhammad bin Awad bin Muhammad bin Ali bin Mubarak Bahalwan yang hilang di Singapura.
Untuk menindaklanjuti agar penulis dapat bertemu dengan anak keturunan Muhammad yang hilang, maka penulis berinisiatif memberikan fotokopi surat yang dikirim oleh Ibrahim dan Salim bin Awad Bahalwan kepada Sofi bin Muhammad Bahalwan (Jeddah-Saudi Arabia), pada tanggal 14 Oktober 2016 ketika datang ke Surabaya. Perlu diketahui bahwa menurut Sofi, ada perkumpulan Bahalwan Yaman di Jeddah dan Sofi aktif dalam perkumpulan tersebut dan informasi dari Sofi, surat tersebut sudah dikirim ke Bahalwan yang ada di Jeddah, kemudian diteruskan ke Bahalwan Yaman melalui whatsapp, dengan harapan ada diantara pembaca adalah merupakan anak keturunan Muhammad Bahalwan yang kemudian dapat membenarkan surat tersebut dan menjalin silaturrahim. Masih menurut keterangan Sofi, Al-Bahalwan yang ada di Saudi, berada di kota Jeddah, Riyadh, dan Ahsaa’. Dan yang menjadi gabilah/mugaddam Bahalwan di seluruh wilayah Timur Tengah adalah Syeikh Ali, beliau biasa dijuluki Abu Mujahid Bahalwan.
Semoga Allah سبحانه وتعالى senantiasa menjaga tali silaturrahim diantara Al-Bahalwan dimanapun berada, baik di Indonesia maupun di luar negeri. آمين
Muhammad (yang hilang di Singapura) bin Awad bin Muhammad bin Ali bin Mubarak Bahalwan.
Bisa jadi, Muhammad bin Awad Bahalwan yang hilang sebenarnya masih masuk kelompok jalur pertama. Akan tetapi dia (Muhammad) dari keturunan Ali bin Mubarak Bahalwan. Sedangkan penulis dari keturunan Muhammad bin Mubarak Bahalwan. Keduanya anak Mubarak (Muhammad dan Ali), jadi titik simpulnya bertemu di Mubarak Bahalwan.
Memang secara fisik, penulis tidak pernah bertemu dengan Muhammad bin Awad Bahalwan yang hilang di Singapura. Akan tetapi penulis selalu berdoa, semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah سبحانه وتعالى. Dan penulis akan berusaha terus untuk mendapatkan informasi tentang anak keturunannya. Penulis yakin suatu saat nanti InsyaaAllah akan bertemu dengan anak keturunan dari Muhammad bin Awad bin Muhammad bin Ali bin Mubarak Bahalwan yang hilang di Singapura.
Untuk menindaklanjuti agar penulis dapat bertemu dengan anak keturunan Muhammad yang hilang, maka penulis berinisiatif memberikan fotokopi surat yang dikirim oleh Ibrahim dan Salim bin Awad Bahalwan kepada Sofi bin Muhammad Bahalwan (Jeddah-Saudi Arabia), pada tanggal 14 Oktober 2016 ketika datang ke Surabaya. Perlu diketahui bahwa menurut Sofi, ada perkumpulan Bahalwan Yaman di Jeddah dan Sofi aktif dalam perkumpulan tersebut dan informasi dari Sofi, surat tersebut sudah dikirim ke Bahalwan yang ada di Jeddah, kemudian diteruskan ke Bahalwan Yaman melalui whatsapp, dengan harapan ada diantara pembaca adalah merupakan anak keturunan Muhammad Bahalwan yang kemudian dapat membenarkan surat tersebut dan menjalin silaturrahim. Masih menurut keterangan Sofi, Al-Bahalwan yang ada di Saudi, berada di kota Jeddah, Riyadh, dan Ahsaa’. Dan yang menjadi gabilah/mugaddam Bahalwan di seluruh wilayah Timur Tengah adalah Syeikh Ali, beliau biasa dijuluki Abu Mujahid Bahalwan.
Semoga Allah سبحانه وتعالى senantiasa menjaga tali silaturrahim diantara Al-Bahalwan dimanapun berada, baik di Indonesia maupun di luar negeri. آمين
Tidak ada komentar:
Posting Komentar