Oleh : Washil Bahalwan
Secara geografis kota Madinah Al-Munawwarah
terletak di tengah bagian barat dari Kerajaan Arab Saudi yang ditentukan oleh
Garis Bujur (36-39 derajat) dan Garis Lintang (24-28 derajat) dan berada pada
ketinggian 625 meter di atas permukaan laut.
Jarak dari Mekkah 430 Km ke arah utara dan
jaraknya dari pinggir pantai dalam garis lurus 150 Km. Pelabuhan terdekatnya
adalah Pelabuhan Yanbu’ yang terletak di sebelah barat sejauh 220 Km.
Iklim
Secara umum negara-negara di Jazirah Arab
termasuk kota Madinah memiliki iklim gurun yang kering, ditandai oleh suhu
tinggi berkisar antara 30-50 derajat celcius di musim panas dan antara 10-25
derajat celcius di musim dingin. Suhu tersebut mencapai tingkat tertinggi dalam
periode antara bulan Juni hingga September. Mayoritas curah hujan terjadi pada
bulan November, Januari, Maret dan April sedangkan hujan sangat jarang terjadi
selama musim panas.
Di samping itu Madinah memiliki kelembaban
rendah sekitar 32%. Biasanya, Madinah mendapat hembusan angin barat laut di musim
panas dan angin barat daya di musim dingin dan musim semi, sementara angin
utara dengan berbagai jenisnya berhembus di musim gugur, kecepatan rata-rata
tahunan 10,4 kilometer per jam dan dianggap sebagai angin tenang.
Penduduk
Penduduk kota Madinah mengalami fluktuasi. Pada
masa kenabian, terjadi perubahan pada populasi jumlah penduduk Madinah. Islam
telah tersebar luas di dalamnya, berbagai kabilah maupun individu berdatangan
dari Makkah dan dari perkampungan Badui maupun tempat-tempat lainnya, dan
sebagian besar orang Yahudi dikeluarkan dari Madinah. Diperkirakan jumlah
penduduk Madinah pada masa itu mencapai 30.000 jiwa.
Sedang pada masa Khulafa Rasyidin, sebagian
besar penduduk keluar dari Madinah untuk berperang melawan orang–orang murtad
(orang yang keluar dari agama Islam) dan sebagian lainnya keluar untuk
menaklukkan negeri-negeri sehingga populasinya berkurang sekian ribu.
Jumlah penduduk Madinah meningkat ketika masa
Umawiyyah berkuasa, akan tetapi di masa Abbasiyah populasi penduduk Madinah
mulai menurun secara bertahap. Hal ini disebabkan karena adanya gejolak,
gangguan keamanan dan buruknya kondisi ekonomi.
Pada seperempat awal dari abad ke-14 hijriyah,
penduduk kota Madinah berkembang dengan pesat hingga mencapai 80.000 jiwa. Hal
ini disebabkan karena masuknya jalur kereta api dari Hijaz masuk ke kota
Madinah. Namun demikian akibat Perang Dunia pertama dan konflik politik maupun
ekonomi yang terjadi pada saat itu, menyebabkan jumlah penduduk kota Madinah
kembali mengalami penurunan yang tajam.
Setelah berakhirnya Perang Dunia pertama,
sebagian penduduk Madinah yang mengungsi kembali ke kota Madinah dan sebagian
lagi menetap di tempat mereka mengungsi.
Pada tahun 1344 H/1925 M, saat dimulainya
Kerajaan Arab Saudi berkuasa, populasi penduduk kota Madinah mulai meningkat
secara bertahap, dan pada tahun 1391 H/1971 M jumlah penduduk Madinah mencapai
137.000 jiwa.
Dalam dekade terakhir, seiring dengan
perkembangan kota Madinah yang pesat dan masyarakatnya mengalami kemakmuran
yang luar biasa, maka berbanding lurus dengan populasi penduduk kota Madinah
yang juga mengalami perkembangan yang berlipat ganda.
Dan berdasarkan data statistik penduduk kota
Madinah mengalami perkembangan yang signifikan dari tahun ke tahun, yaitu:
– Pada tahun 1413 H/1992 M, populasi penduduk
mencapai 608.000 jiwa.
– Pada tahun 1420 H/1999 M, meningkat hingga mencapai 900.000 jiwa
– Pada tahun 1433 H/2012 M, populasinya mencapai 1.167.350 jiwa, dengan rata-rata pertumbuhan penduduk 3% per tahun.
– Pada tahun 1420 H/1999 M, meningkat hingga mencapai 900.000 jiwa
– Pada tahun 1433 H/2012 M, populasinya mencapai 1.167.350 jiwa, dengan rata-rata pertumbuhan penduduk 3% per tahun.
Demikian ulasan tentang letak, iklim dan
penduduk kota Madinah Al-Munawwarah. Kita berharap dengan semakin bertambahnya
wawasan tentang kota Madinah Al-Munawwarah, maka akan lebih lengkap pengetahuan
tentang kota suci Madinah. Dan itu sangat penting untuk memberikan cara pandang
kita tentang budaya, adat istiadat, dan hal-hal lain dari kota Madinah dengan
lebih arif dan bijaksana. Sehingga kita mendapatkan pemahaman yang utuh tentang
kota Madinah.
Akhirnya hanya kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala, kita berserah diri dan selalu memohon perlindungan dan
pertolongan-NYA. Aamiin.
*Penulis adalah Ketua Lazis Yamas Kota Surabaya
dan Pemerhati Sosial.
*Tulisan ini dinukil dari buku:
MADINAH
AL – MUNAWWARAH SEJARAH DAN TEMPAT – TEMPAT ISTIMEWA. Al – Madinah Al –
Munawwarah Research & Studies Center, 2013, King Fahd National Library
Cataloging In Publication Data.
*Tulisan
ini juga dimuat di suaramuslim.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar