Jumat, 28 Februari 2020

MANAJEMEN WAKTU KEPANITIAAN KURBAN


Oleh : Washil Bahalwan

Idul Adha atau juga biasa disebut dengan Idul Kurban 1440 H sebentar lagi akan datang. Tentunya bagi kita umat muslim perlu mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik dan benar, agar saat Iduadha dan rangkaian yang mengikutinya (penyembelihan hewan kurban) benar-benar sesuai dengan syariat yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ’Alaihi Wa Sallam.

Fokus pembahasan kali ini adalah mengenai pemotongan hewan kurban. Hal ini dikarenakan masih banyak kita jumpai di beberapa tempat pemotongan, mereka asal melaksanakan pemotongan hewan kurban hanya untuk menggugurkan kewajiban semata dan hanya acara seremonial belaka.

Padahal pemotongan hewan kurban merupakan salah satu ibadah yang telah diatur dalam Al Quran dan Hadis Nabi (tidak boleh menurut kehendak panitia). Jadi baik penyelenggara (panitia) maupun orang yang akan berkurban harus benar-benar memahami tata cara kurban dengan baik.

Secara garis besar manajemen kepanitiaan pemotongan hewan kurban terbagi atas pra pelaksanaan–pelaksanaan–pasca pelaksanaan. Pada intinya penyelenggara dan panitia pelaksana pemotongan hewan kurban, merupakan pemegang dan pelaksana amanah.

Oleh karena itu dituntut untuk bekerja dengan baik, cermat dan cepat termasuk mengatur waktu sedemikian rupa, sehingga daging kurban segera diterima oleh saudara kita yang berhak. Namun demikian, sebelum panitia melaksanakan tugasnya perlu dilaksanakan hal-hal berikut ini:
1. Tentukan berapa banyak hewan kurban (sapi maupun kambing) yang dapat diterima (ada target).
2. Sesuaikan dengan sarana dan prasarana pendukung dan faktor lainnya. Kalau sudah melebihi target, maka hewan kurban dapat diberikan/dikirimkan kepada mereka yang membutuhkan (hewan hidup) untuk syiar Islam dan mendapatkan manfaat yang lebih besar.

 

Data penerima daging kurban

Mengenai data ini harus terus diupdate (diperbarui). Hal ini penting untuk selanjutnya dikorelasikan antara target hewan yang harus diterima dengan jumlah yang menerima.

 

Perlu dipikirkan teknis pemberian daging kurban kepada mereka yang berhak

Ketersediaan panitia sebagai pihak yang melaksanakan jalannya pemotongan sampai selesai, lengkap dengan bagian-bagiannya (standar kepanitiaan). Misalnya adalah bagian pemotongan baik untuk sapi maupun kambing harus orang-orang yang memang profesional. Hal ini penting karena tim pemotongan itu bukan hanya memotong saja, melainkan menguliti dan sekaligus pemecelan. Khusus untuk pengulitan harus ekstra hati-hati. Jangan sampai kulit lubang atau bahkan robek, karena dapat menurunkan harga sampai 50%. Kulit sapi maupun kambing akan dilelang. Pemenang lelang adalah peserta yang memberikan penawaran paling tinggi. Uang hasil lelang selanjutnya akan dibagikan kepada mereka yang berhak (panitia sudah memiliki data penerima uang kulit).

 

Harus dibuat SOP (Standar Operasional Prosedur)

Hal ini untuk memudahkan dan menyelesaikan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan, termasuk garis komando dan pertangungjawaban menjadi lebih jelas.

Dalam SOP juga dibuat rencana kerja harus selesai dalam waktu satu hari (proses pemotongan dan distribusinya). Berikut ini kami sampaikan contoh manajemen waktu yang harus dipertimbangkan dalam proses pemotongan sampai distribusi. (Lihat Gambar).




Contoh manajemen waktu yang harus dipertimbangkan dalam proses pemotongan sampai distribusi.

Sekali lagi manajemen waktu dalam menyelesaikan pemotongan tersebut di atas, dapat dilakukan, manakala kepanitiaannya terlatih (ada pembekalan terlebih dahulu). Kita kedepankan profesionalitas dan ditambah dengan sarana dan daya dukung yang memadai serta disiplin.

Untuk penerimaan hewan kurban baik sapi maupun kambing di tempat lain, dapat menyesuaikan dengan kondisi yang ada serta daya dukung kepanitiaan yang tersedia. Pada intinya optimalkan waktu sedemikian rupa. Dengan harapan saudara kita yang berhak menerima dengan segera dapat merasakan daging kurban tersebut.

Hal yang tidak kalah pentingnya adalah persiapan matang harus dilakukan, selalu berdoa kepada Allah agar amanah yang dipercayakan kepada kita dapat ditunaikan dengan baik dan benar.

Selain apa yang sudah disampaikan di atas, faktor koordinasi dan kerja sama mutlak harus dilakukan agar kinerja panitia terarah dan fokus pada target yang direncanakan.

Semoga kita ikhlas dalam mengemban amanah pengorban yang telah mempercayakan hewan kurbannya seraya berdoa agar siapa pun yang terlibat dalam kepanitiaan pemotongan hewan kurban diberi kemudahan dan mendapat rida Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Aamiin.

*Penulis adalah Ketua Lazis Yamas Kota Surabaya dan Pemerhati Sosial.

*Tulisan ini juga dimuat di suaramuslim.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar