Oleh : Washil
Bahalwan
Idul Adha atau juga biasa disebut
dengan Idul Kurban 1440 H sebentar lagi akan datang. Tentunya bagi kita umat
muslim perlu mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik dan benar, agar saat
Iduadha dan rangkaian yang mengikutinya (penyembelihan hewan kurban)
benar-benar sesuai dengan syariat yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ’Alaihi Wa Sallam.
Fokus pembahasan kali ini adalah
mengenai pemotongan hewan kurban. Hal ini dikarenakan masih banyak kita jumpai
di beberapa tempat pemotongan, mereka asal melaksanakan pemotongan hewan kurban
hanya untuk menggugurkan kewajiban semata dan hanya acara seremonial belaka.
Padahal pemotongan hewan kurban
merupakan salah satu ibadah yang telah diatur dalam Al Quran dan Hadis Nabi
(tidak boleh menurut kehendak panitia). Jadi baik penyelenggara (panitia)
maupun orang yang akan berkurban harus benar-benar memahami tata cara kurban
dengan baik.
Secara garis besar manajemen
kepanitiaan pemotongan hewan kurban terbagi atas pra
pelaksanaan–pelaksanaan–pasca pelaksanaan. Pada intinya penyelenggara dan
panitia pelaksana pemotongan hewan kurban, merupakan pemegang dan pelaksana
amanah.
Oleh karena itu dituntut untuk
bekerja dengan baik, cermat dan cepat termasuk mengatur waktu sedemikian rupa,
sehingga daging kurban segera diterima oleh saudara kita yang berhak. Namun
demikian, sebelum panitia melaksanakan tugasnya perlu dilaksanakan hal-hal
berikut ini:
1. Tentukan berapa banyak hewan kurban (sapi
maupun kambing) yang dapat diterima (ada target).
2. Sesuaikan dengan sarana dan prasarana
pendukung dan faktor lainnya. Kalau sudah melebihi target, maka hewan kurban
dapat diberikan/dikirimkan kepada mereka yang membutuhkan (hewan hidup) untuk
syiar Islam dan mendapatkan manfaat yang lebih besar.
Data penerima daging kurban
Mengenai data ini harus terus
diupdate (diperbarui). Hal ini penting untuk selanjutnya dikorelasikan antara
target hewan yang harus diterima dengan jumlah yang menerima.
Perlu dipikirkan teknis pemberian
daging kurban kepada mereka yang berhak
Ketersediaan panitia sebagai
pihak yang melaksanakan jalannya pemotongan sampai selesai, lengkap dengan
bagian-bagiannya (standar kepanitiaan). Misalnya adalah bagian pemotongan baik
untuk sapi maupun kambing harus orang-orang yang memang profesional. Hal ini
penting karena tim pemotongan itu bukan hanya memotong saja, melainkan
menguliti dan sekaligus pemecelan. Khusus untuk pengulitan harus ekstra
hati-hati. Jangan sampai kulit lubang atau bahkan robek, karena dapat
menurunkan harga sampai 50%. Kulit sapi maupun kambing akan dilelang. Pemenang
lelang adalah peserta yang memberikan penawaran paling tinggi. Uang hasil
lelang selanjutnya akan dibagikan kepada mereka yang berhak (panitia sudah
memiliki data penerima uang kulit).
Harus dibuat SOP (Standar
Operasional Prosedur)
Hal ini untuk memudahkan dan
menyelesaikan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan,
termasuk garis komando dan pertangungjawaban menjadi lebih jelas.
Dalam SOP juga dibuat rencana kerja harus selesai dalam waktu
satu hari (proses pemotongan dan distribusinya). Berikut ini kami sampaikan contoh manajemen waktu yang
harus dipertimbangkan dalam proses pemotongan sampai distribusi. (Lihat Gambar).
Contoh
manajemen waktu yang harus dipertimbangkan dalam proses pemotongan sampai
distribusi.
Sekali
lagi manajemen waktu dalam menyelesaikan pemotongan tersebut di atas, dapat
dilakukan, manakala kepanitiaannya terlatih (ada pembekalan terlebih dahulu).
Kita kedepankan profesionalitas dan ditambah dengan sarana dan daya dukung yang
memadai serta disiplin.
Untuk
penerimaan hewan kurban baik sapi maupun kambing di tempat lain, dapat
menyesuaikan dengan kondisi yang ada serta daya dukung kepanitiaan yang
tersedia. Pada intinya optimalkan waktu sedemikian rupa. Dengan harapan saudara
kita yang berhak menerima dengan segera dapat merasakan daging kurban tersebut.
Hal yang tidak kalah pentingnya
adalah persiapan matang harus dilakukan, selalu berdoa kepada Allah agar amanah
yang dipercayakan kepada kita dapat ditunaikan dengan baik dan benar.
Selain apa yang sudah disampaikan
di atas, faktor koordinasi dan kerja sama mutlak harus dilakukan agar kinerja
panitia terarah dan fokus pada target yang direncanakan.
Semoga kita ikhlas dalam
mengemban amanah pengorban yang telah mempercayakan hewan kurbannya seraya
berdoa agar siapa pun yang terlibat dalam kepanitiaan pemotongan hewan kurban
diberi kemudahan dan mendapat rida Allah Subhanahu
Wa Ta’ala. Aamiin.
*Penulis adalah Ketua Lazis Yamas Kota Surabaya dan Pemerhati
Sosial.
*Tulisan
ini juga dimuat di suaramuslim.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar