Oleh : Washil Bahalwan
Ketika kami
berkesempatan menghadiri acara wisuda yang diadakan oleh Universitas Airlangga
Surabaya pada tanggal 10 Maret 2019, ada banyak pelajaran yang dapat dipetik
dari sambutan Rektor Universitas Airlangga Surabaya, Prof. Dr Moh Nasikh SE,
MT, AK, CMA. Beberapa poin penting di antaranya adalah :
“Tampillah penuh
percaya diri sebagai pribadi dengan spirit Universitas Airlangga, Excellence
with Morality. Setelah wisuda ini, Anda adalah seorang ilmuwan, maka
selayaknya ilmu saudara membawa manfaat besar pada kemanusiaan. Ilmu harus
berkah dan dapat meningkatkan ketakwaan kepada sang Khaliq. Karena hanya orang
yang berilmulah yang dapat merasakan takut kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala.“ Ucap Prof Nasikh kepada para wisudawan.
Namun tidak sedikit
mahasiswa dihantui perasaan cemas, galau dan risau. Karena setelah ini apa yang
harus dikerjakan? Untuk itu Prof. Nasikh memberikan nasihat kepada para
wisudawan/wati agar kerja keras, kreatif dan terus berinovasi seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mau tidak mau kita harus
bersaing agar menjadi pemenang.
Menurut hemat kami apa yang disampaikan Prof Nasikh sangat
benar. Karena hidup ini (apalagi di zaman sekarang ini) tantangan dan problem
yang dihadapi beragam. Oleh karena itu, penanganannya harus komprehensif
(melibatkan seluruh komponen) dan bukan parsial (sepotong-sepotong).
Berani hidup harus
berani menghadapi tantangan, risiko dan terus berbuat, bereksperimen untuk
mencapai keseimbangan, kebahagiaan dan kesuksesan. Dunia merupakan tempat untuk
bekerja keras, berinovasi dalam menghadapi problematika kehidupan. Bukan tempat
untuk bergoyang kaki, berpangku tangan sekaligus menghindar dari problem yang
datang.
Islam adalah agama yang
mendorong pemeluknya bekerja keras, kreatif, dan inovatif guna berdiri di atas
kemampuannya sendiri. Menemukan dan menggali serta mengoptimalkan potensi diri
sangat dianjurkan. Karena setiap orang pasti memiliki potensi yang dapat
dikembangkan sebagai anugerah dari Allah. Untuk itu mempelajari ilmu sebagai
bekal mengembangkan potensi diri dengan harapan kehidupannya akan lebih baik dan
membawa manfaat bagi lingkungannya.
Sebagaimana sabda Nabi
Muhammad yang artinya: “Barang siapa yang menginginkan dunia, hendaklah ia
berilmu dan barang siapa yang menginginkan akhirat, hendaklah dengan ilmu dan
barang siapa yang menginginkan keduanya (dunia dan akhirat), hendaklah dengan
ilmu.“ (Mauquf; HR At-Tirmidzi).
Makna hadis di atas adalah Rasulullah memberikan jalan keluar
kepada umatnya dalam menghadapi setiap problem kehidupan. Ilmu akan membimbing
manusia mengembangkan kreatifitas dan potensi yang dimiliki untuk kemaslahatan
dirinya maupun masyarakat sekitar. Sebagaimana hadis Nabi Muhammad yang
artinya: “Sebaik-baik manusia adalah yang memberi kemanfaatan kepada
sesamanya.“ (HR Ath-Thabrani dan Ad-Daruquthni). Untuk menghadapi persoalan global itu generasi saat ini diperlukan
kemandirian dan berinovasi menuju kesuksesan. Apalagi sekarang ini pemerintah
gencar-gencarnya menyongsong revolusi industri 4.0.
“Kita harus
meningkatkan inovasi dan entrepreneurship (kewirausahaan),
karena ke depan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan kunci penguasaan
ekonomi,“ demikian kata CEO CT Corp Chairul Tanjung dalam acara Himpunan
Pengusaha Alumni (HIPA) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Tentunya tingkat
persaingan semakin ketat. Oleh karena itu diperlukan inovasi, kreatifitas
dan entrepreneurship, agar kelak menjadi pemenang. Dalam pengamatan
kami, efisiensi dan produktivitas belum cukup untuk memenangkan kompetisi.
Sudah saatnya ke depan kesiapan SDM (Sumber Daya Manusia) yang unggul dalam
mengoptimalkan teknologi mutlak mendapat perhatian lebih menuju perekonomian
berbasis inovasi, kreativitas dan entrepreneurship.
Antara ekonomi dan
teknologi bukan merupakan hal yang harus dipertentangkan, melainkan upaya
mentransformasikan guna terciptanya perekonomian yang lebih baik. Dengan kata
lain sinergi merupakan keniscayaan untuk dilaksanakan, agar teknologi dan
ekonomi yang didukung oleh keunggulan SDM mampu menghadirkan kesejahteraan.
Dalam revolusi industri
4.0 sangat diperlukan inovasi, karena semuanya dikendalikan oleh jaringan
internet yang terkoneksi dengan berbagai pihak (era digital). Bukan waktunya
lagi mengandalkan otot, melainkan mengedepankan otak dengan terus berinovasi dan
berkreatifitas sudah saatnya dilakukan.
Sekolah/kampus memiliki
andil besar demi lahirnya jiwa-jiwa inovasi dan entrepreneurship melalui
pendidikan vokasi yang mengarah pada high skill serta
meningkatkan keterampilan SDM industri yang dominan low/middle ke level high
skill harus mendapat perhatian khusus dari dunia pendidikan.
Pemuda umumnya harus
mempersiapkan dirinya mulai dari sekarang. Harus lebih greget menangkap peluang
dan kesempatan agar dapat berkompetisi dengan perkembangan teknologi yang
semakin canggih.
Sekali lagi bangsa yang
akan keluar sebagai pemenang dalam percaturan ekonomi global adalah bangsa yang
rakyatnya memiliki jiwa inovasi, kreatifitas dan entrepreneurship. Kesempatan
tidak akan datang dua kali. Oleh karena itu kemampuan menangkap peluang sangat
dibutuhkan dengan tetap memanfaatkan kemajuan teknologi untuk kemakmuran
bersama.
Semoga kita dapat
mengendalikan teknologi dan bukan kita yang dikendalikan oleh teknologi. Dengan
selalu mengharap perlindungan, bimbingan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala,
semoga kita menjadi jalan bagi suksesnya orang lain.
*Penulis adalah Ketua
Lazis Yamas Kota Surabaya dan Pemerhati Sosial.
*Tulisan
ini pernah dimuat di suaramuslim.net
* Tulisan ini juga dimuat di Majalah Al Akhbar Edisi 159 No. 3 Vol.14- Dzul Qa'dah-Dzul Hijjah 1440 H/Agustus 2019.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar