Senin, 24 Februari 2020

GENERASI UNGGUL


Oleh : Washil Bahalwan

Ketika kami berkesempatan menghadiri acara wisuda yang diadakan oleh Universitas Airlangga Surabaya pada tanggal 10 Maret 2019, ada banyak pelajaran yang dapat dipetik dari sambutan Rektor Universitas Airlangga Surabaya, Prof. Dr Moh Nasikh SE, MT, AK, CMA. Beberapa poin penting di antaranya adalah :
“Tampillah penuh percaya diri sebagai pribadi dengan spirit Universitas Airlangga, Excellence with Morality. Setelah wisuda ini, Anda adalah seorang ilmuwan, maka selayaknya ilmu saudara membawa manfaat besar pada kemanusiaan. Ilmu harus berkah dan dapat meningkatkan ketakwaan kepada sang Khaliq. Karena hanya orang yang berilmulah yang dapat merasakan takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.“ Ucap Prof Nasikh kepada para wisudawan.

Namun tidak sedikit mahasiswa dihantui perasaan cemas, galau dan risau. Karena setelah ini apa yang harus dikerjakan? Untuk itu Prof. Nasikh memberikan nasihat kepada para wisudawan/wati agar kerja keras, kreatif dan terus berinovasi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mau tidak mau kita harus bersaing agar menjadi pemenang.

Menurut hemat kami apa yang disampaikan Prof Nasikh sangat benar. Karena hidup ini (apalagi di zaman sekarang ini) tantangan dan problem yang dihadapi beragam. Oleh karena itu, penanganannya harus komprehensif (melibatkan seluruh komponen) dan bukan parsial (sepotong-sepotong).

Berani hidup harus berani menghadapi tantangan, risiko dan terus berbuat, bereksperimen untuk mencapai keseimbangan, kebahagiaan dan kesuksesan. Dunia merupakan tempat untuk bekerja keras, berinovasi dalam menghadapi problematika kehidupan. Bukan tempat untuk bergoyang kaki, berpangku tangan sekaligus menghindar dari problem yang datang.

Islam adalah agama yang mendorong pemeluknya bekerja keras, kreatif, dan inovatif guna berdiri di atas kemampuannya sendiri. Menemukan dan menggali serta mengoptimalkan potensi diri sangat dianjurkan. Karena setiap orang pasti memiliki potensi yang dapat dikembangkan sebagai anugerah dari Allah. Untuk itu mempelajari ilmu sebagai bekal mengembangkan potensi diri dengan harapan kehidupannya akan lebih baik dan membawa manfaat bagi lingkungannya.

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad yang artinya: “Barang siapa yang menginginkan dunia, hendaklah ia berilmu dan barang siapa yang menginginkan akhirat, hendaklah dengan ilmu dan barang siapa yang menginginkan keduanya (dunia dan akhirat), hendaklah dengan ilmu.“ (Mauquf; HR At-Tirmidzi).

Makna hadis di atas adalah Rasulullah memberikan jalan keluar kepada umatnya dalam menghadapi setiap problem kehidupan. Ilmu akan membimbing manusia mengembangkan kreatifitas dan potensi yang dimiliki untuk kemaslahatan dirinya maupun masyarakat sekitar. Sebagaimana hadis Nabi Muhammad yang artinya: “Sebaik-baik manusia adalah yang memberi kemanfaatan kepada sesamanya.“ (HR Ath-Thabrani dan Ad-Daruquthni). Untuk menghadapi persoalan global itu generasi saat ini diperlukan kemandirian dan berinovasi menuju kesuksesan. Apalagi sekarang ini pemerintah gencar-gencarnya menyongsong revolusi industri 4.0.

“Kita harus meningkatkan inovasi dan entrepreneurship (kewirausahaan), karena ke depan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan kunci penguasaan ekonomi,“ demikian kata CEO CT Corp Chairul Tanjung dalam acara Himpunan Pengusaha Alumni (HIPA) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Tentunya tingkat persaingan semakin ketat. Oleh karena itu diperlukan inovasi, kreatifitas dan entrepreneurship, agar kelak menjadi pemenang. Dalam pengamatan kami, efisiensi dan produktivitas belum cukup untuk memenangkan kompetisi. Sudah saatnya ke depan kesiapan SDM (Sumber Daya Manusia) yang unggul dalam mengoptimalkan teknologi mutlak mendapat perhatian lebih menuju perekonomian berbasis inovasi, kreativitas dan entrepreneurship.

Antara ekonomi dan teknologi bukan merupakan hal yang harus dipertentangkan, melainkan upaya mentransformasikan guna terciptanya perekonomian yang lebih baik. Dengan kata lain sinergi merupakan keniscayaan untuk dilaksanakan, agar teknologi dan ekonomi yang didukung oleh keunggulan SDM mampu menghadirkan kesejahteraan.

Dalam revolusi industri 4.0 sangat diperlukan inovasi, karena semuanya dikendalikan oleh jaringan internet yang terkoneksi dengan berbagai pihak (era digital). Bukan waktunya lagi mengandalkan otot, melainkan mengedepankan otak dengan terus berinovasi dan berkreatifitas sudah saatnya dilakukan.
Sekolah/kampus memiliki andil besar demi lahirnya jiwa-jiwa inovasi dan entrepreneurship melalui pendidikan vokasi yang mengarah pada high skill serta meningkatkan keterampilan SDM industri yang dominan low/middle ke level high skill harus mendapat perhatian khusus dari dunia pendidikan.

Pemuda umumnya harus mempersiapkan dirinya mulai dari sekarang. Harus lebih greget menangkap peluang dan kesempatan agar dapat berkompetisi dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih.

Sekali lagi bangsa yang akan keluar sebagai pemenang dalam percaturan ekonomi global adalah bangsa yang rakyatnya memiliki jiwa inovasi, kreatifitas dan entrepreneurship. Kesempatan tidak akan datang dua kali. Oleh karena itu kemampuan menangkap peluang sangat dibutuhkan dengan tetap memanfaatkan kemajuan teknologi untuk kemakmuran bersama.

Semoga kita dapat mengendalikan teknologi dan bukan kita yang dikendalikan oleh teknologi. Dengan selalu mengharap perlindungan, bimbingan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala, semoga kita menjadi jalan bagi suksesnya orang lain.

*Penulis adalah Ketua Lazis Yamas Kota Surabaya dan Pemerhati Sosial.

*Tulisan ini pernah dimuat di suaramuslim.net
* Tulisan ini juga dimuat di Majalah Al Akhbar Edisi 159 No. 3 Vol.14- Dzul Qa'dah-Dzul Hijjah 1440 H/Agustus 2019.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar