Dalam kehidupan ini,
secara sadar atau tidak, sering kali kita menyia-nyiakan waktu untuk hal-hal
yang tidak bermanfaat, bahkan kadang-kadang merugikan. Berikut firman
Allah subhanahu wa ta’ala dalam Al Quran surat Al-Munafiqun
ayat 9-11 yang artinya:
”Hai orang-orang yang
beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikanmu dari mengingat
Allah subhanahu wa ta’ala. Barangsiapa yang berbuat demikian, maka mereka
itulah orang-orang yang rugi.”
“Dan belanjakanlah dari
sebagian apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada
salah seorang di antara kamu, lalu ia berkata: Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak
menangguhkan kematianku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat
bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang salih.”
“Dan Allah sekali-kali
tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Dalam satu menit kita
dapat melakukan banyak perbuatan yang baik dan banyak pahalanya. Hanya dalam
satu menit, kita dapat melakukan amal, belajar, menghafal, atau berusaha untuk
melakukan perbuatan baik, Satu menit dapat dicatat dalam buku harian kita dari perbuatan
yang baik jika tahu bagaimana memanfaatkan waktu dan melakukannya.
Setiap pergantian
tahun, sudah pasti bertambahnya bilangan usia, berarti semakin mendekatnya
limit waktu kehidupan yang telah ditentukan oleh Sang Maha Pencipta Allah Azza
Wa Jalla bagi kita.
Pergantian atau
penambahan tahun ini pun kita sikapi dengan penyikapan yang berbeda-beda. Mulai
dari penyikapan orang yang tidak peduli sama sekali, yang hanya beranggapan
waktu itu sebagai pengukur detik, menit, jam dan tahun saja, sampai pada orang
yang sangat peduli hingga membuat perayaan-perayaan tertentu yang berlebihan
dan jauh dari tuntunan syariat Islam.
Bagi orang beriman
selalu mengkalkulasi atau mengevaluasi berbagai pencapaian diri, baik sisi
dunia maupun akhirat sepanjang perjalanan waktu yang mereka lalui di tahun
sebelumnya, juga menyusun rencana untuk target atau capaian hidup di masa yang
akan datang. Langkah ini dilakukan agar hidupnya lebih produktif dan
bermanfaat, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam
Al Quran surat Al-Hasyr ayat 18 yang artinya:
“Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa
yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Hasyr : 18)
Begitulah Allah Azza
Wa Jalla yang Ar-Rahman dan Ar-Rahim senantiasa memberikan petunjuk
kepada hamba-hamba-Nya. Setelah bersumpah atas nama makhluknya yang bernama
“waktu”, Allah kemudian mengiringi ayat tersebut dengan menjelaskan kepada kita
bahwa:
“Demi masa, sungguh
manusia dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
kebajikan serta saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.” (QS Al-‘Ashr).
Imam Syafi’i rahimahullah berkata
terkait surat ini bahwa telah cukup bagi manusia untuk mendorong mereka agar
memegang teguh agama Allah dengan beriman, beramal salih, bertakwa kepada
Allah, dan bersabar atas semua itu. (Tafsir Ibnu Katsir 8/499).
Mari kita perhatikan
bagaimana Allah mengambarkan penyesalan orang yang hidupnya tidak taat ketika
di dunia:
“Hingga apabila datang
kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah
aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang shaleh terhadap yang telah aku
tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang
diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka
dibangkitkan.” (QS Al-Mu’minun:
99-100).
Semoga Allah Azza
Wa Jalla memberikan hidayah dan taufik-Nya kepada kita semua agar bisa
memanfaatkan kesempatan dan keluasan waktu yang diberikan untuk berbekal bagi
kehidupan akhirat.
*Penulis adalah Ketua
Lazis Yamas Kota Surabaya dan Pemerhati Sosial.
*Tulisan
ini pernah dimuat di suaramuslim.net
* Tulisan ini juga dimuat di Majalah Al Akhbar Edisi 164 No.8 Vol.14-Rabiul Akhir-Jumadil Ula 1441 H/Januari 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar