Rabu, 30 November 2016

DUA BAHALWAN YANG SELALU DIKENANG DI AL-IRSYAD

Oleh : Washil Bahalwan

Penulis menyampaikan terimakasih kepada para pihak yang telah meluangkan waktu dan kesempatan untuk mencernak tulisan seputar Bahalwan. Semoga diantara kita semakin bertambah wawasan yang pada akhirnya kita menjadi lebih bijak dalam melihat suatu persoalan. Pada kesempatan ini izinkanlah penulis menyampaikan alasan dan latar belakang menulis seputar Bahalwan dari berbagai sisi.,Hal ini bukan bermaksud untuk menonjolkan peran atau riya’ Bahalwan, Akan tetapi semata-mata lebih disebabkan karena tanggungjawab sejarah dan pesan moral untuk menyampaikan kepada Bahalwan junior khususnya maupun generasi muda Irsyadiyyin pada umumnya. Karena sudah menjadi rahasia umum bahwa salah satu kelemahan kita dan ormas Islam adalah lemah dalam penulisan sejarah serta pendokumentasiannya. Nah,agar hal  itu tidak terjadi khususnya di keluarga Bahalwan,maka penulis memberanikan diri untuk membuat tulisan seputar Bahalwan. Dengan satu harapan generasi mendatang mendapatkan informasi yang benar tentang sejarah keluarganya termasuk juga bagi Irsyadiyyin akan mendapatkan gambaran yang utuh akan sejarah dan sepak terjang Al-Irsyad di Indonesia khususnya di Surabaya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kepada semua pihak untuk memulai menulis,minimal tentang silsilah keluarganya masing-masing. Penulis sangat berterimakasih kepada para pihak yang telah memberikan informasi tentang keluarga Bahalwan dari berbagai aspek. Semoga apa yang para pihak lakukan menjadi bagian dari amal jariah dan Ridho Allah SWT yang selalu kita harapkan. . 

Kali ini,penulis mengangkat DUA BAHALWAN dalam bidang pendidikan. Adapun yang dimaksud dengan dua Bahalwan dalam bidang pendidikan adalah Ustd.ABDURRAHMAN BAHALWAN yang kebetulan bersaudara dengan penulis sedang Ustd.AHMAD BAHALWAN sebagai saudara misan.

Kiprah Ustd.Abdurrahman Bahalwan dan Ustd.Ahmad Bahalwan dalam dunia pendidikan di sekolah Al-Irsyad Surabaya tidak dapat dilupakan. Karena pada saat itu pendidikan di Al-Irsyad masih dalam mencari bentuk dan dalam masa sulit yaitu penjajahan, sehingga sedikit sekali orang yang mau mengabdi dalam dunia pendidikan.

Ustadz Ahmad Bahalwan

Sekolah Al-Irsyad Surabaya tahun 1935. Pengurus Yayasan, Dewan Guru dan Pandu berfoto dengan tamu dari Saudi Arabia. Nampak ketua yayasan Al-Irsyad Surabaya, Rubaya’ Bin Thalib (bersurban dan berjenggot putih), 4 baris dari kanan. Di sekolah Al Irsyad Surabaya inilah Ustadz Ahmad Bahalwan dan Ustadz Abdurrahman Bahalwan mengajar sebagai guru Madrasah Al Irsyad.

Ustd. Ahmad Bahalwan mulai mengajar di sekolah Al-Irsyad Surabaya tahun 1935,tak lama kemudian beliau pindah tugas ke Sulawesi Utara .Pada tahun 1942,ustd.Ahmad Bahalwan pulang dari tugas di Sulawesi Utara dan tinggal bersama abanya ( Salim Bahalwan ) dan saudaranya yang bernama AbdulKadir Bahalwan di Bangil-Pasuruan.Dan pada tahun itu pula ( 1942 ),ustd.Ahmad Bahalwan melanjutkan tugas pengabdiannya sebagai guru di Al-Irsyad Banyuwangi.Selepas dari Banyuwangi ustd.Ahmad Bahalwan pindah tugas ke Jakarta tahun 1956 dan bekerja  di Departemen Agama RI Jakarta.

Kenangan penulis terhadap ustd. Ahmad Bahalwan sangat banyak dan mengesankan serta banyak pelajaran yang dapat diambil dari sepak terjang beliau. Kenangan tersebut,diantaranya adalah suatu ketika,saat penulis pergi ke Banyuwangi tahun 1993 dan bertemu dengan jama’ah di sana ( Banyuwangi ). Mereka bertanya kepada saya ( karena marganya sama Bahalwan ). Apakah atum ada hubungan keluarga dengan ustd.Ahmad Bahalwan ? Maka saya jawab,ada hubungan, yaitu sebagai saudara misan. Mereka terkesan dengan sikap tawadhu’dan rendah diri serta sangat menghargai murid-muridnya. Sehingga murid-muridnya senang dan selalu ingat apa nasihat yang pernah disampaikan oleh ustd. Ahmad. Beberapa murid beliau diantaranya adalah keluarga istri saya sendiri yaitu Ami Awad Abdat dan Mochammad Abdat.

 Begitu pula,ketika penulis pergi ke Singaraja-Bali tahun 1994 dan bertemu dengan jama’ah di sana (Singaraja). Mereka bertanya dengan pertanyaan yang sama dan saya jawab. Ya.saya ada hubungan dengan ustd.Ahmad yaitu sebagai saudara misan.Ternyata banyak murid-murid ustd.Ahmad Bahalwan yang di Banyuwangi pindah ke Singaraja-Bali,ada yang melanjutkan sekolah dan ada pula yang bekerja. Namun yang perlu diingat dari sebagian besar muridnya sangat terkesan dengan kepribadian ustd.Ahmad yang enak diajak tukar pikiran dan wawasan ke-Islamannya sangat luas. Tentang kiprah ustd.Ahmad Bahalwan dalam pendidikan di Al-Irsyad,juga dibenarkan oleh salah seorang fungsionaris Al-Irsyad Jatim yang tinggal di Surabaya,Helmi Gana’,mengatakan bahwa ustd.Ahmad Bahalwan pernah bertugas dan ikut berjuang dengan menjadi guru di Al-Irsyad Surabaya.

Ketika penulis masih kecil,pernah bertemu dengan ustd.Ahmad Bahalwan,sekitar tahun 1973-1975. Dan bertemu kembali tahun 1985 saat ada acara keluarga yaitu pernikahan keluarga antara Taufiq Bin Ali Bahalwan dengan Dora Binti Abdul Kadir Bahalwan yang berlangsung di rumah Fadhil Bahalwan di jl. Mulyorejo Tengah Surabaya pada tanggal 4 Agustus 1985.Dari dulu ustd.Ahmad Bahalwan selalu menjaga penampilan. Pakaian yang dikenakan rapi dan necis. Ini menunjukkan bahwa beliau orangnya disiplin,tegas dan teguh memegang prinsip.Disamping itu orangnya memang gagah dan berwibawa.Ustd.Ahmad Bahalwan dikaruniai tujuh orang anak yaitu  Nobel, Nizar, Fauzi, Faisal, Effah, Faiqoh dan Nikmah. Dari ketujuh anaknya, itu penulis pernah ketemu dengan Fauzi (sekarang tinggal di Jakarta) pada acara keluarga, yaitu pernikahan anaknya Dhorifah Binti Awad Bahalwan di Gedung Serba Guna Mapolda Jatim Jl. Ahmad Yani Surabaya, kira-kira 5 tahun yang lalu.

Guru dan Murid Al Irsyad Banyuwangi Tahun 1942 Ustad Ahmad Bahalwan (belakang pakai peci abu-abu).
 Murid Al Irsyad Banyuwangi Tahun 1942  Ustad Ahmad Bahalwan (paling kiri pakai jas putih).
 Ustadz Ahmad Bahalwan di ruang kerja kantor Departemen Agama Depok, Jakarta.
Dan berikut ini adalah kenangan penulis pada ustd.Abdurrahman Bahalwan.Beliau merupakan orang yang cerdas dan kutu buku.Teori pendidikannya diperoleh melalui otodidak dan belajar dari pristiwa ke peristiwa. Beliau beranggapan bahwa pengalaman,situasi dan kondisi merupakan guru dan pelajaran yang sangat berharga. Maka tidaklah heran,kiprah ustd.Abdurrahman Bahalwan di sekolah Al-Irsyad tidak dapat diragukan lagi.Seperti yang juga ditulis oleh anaknya ( Aziez Bahalwan ) dalam biografinya yang berjudul “ Antara Doa,Cita-Cita dan harapan,Melodi Perjalanan Abdul Aziez Bahalwan”. Aziez mengatakan bahwa,abaku orangnya dalam mendidik tidak langsung memberi tahu tentang suatu konsep.Akan tetapi anaknya disuruh mencari sendiri. Aba hanya memberi poin-poin kunci untuk dicari dan dikembangkan sendiri.  
Disamping itu ustd.Abdurrahman Bahalwan,juga sangat peduli terhadap pendidikan anak-anaknya.Menurut beliau,pendidikan merupakan hal utama dan pertama yang harus dipersiapkan dengan matang dalam keluarga. Karena menurut beliau apabila anda ingin sukses dalam hidup,maka anda harus berilmu.Dan untuk mendapatkan ilmu harus diperoleh melaluai pendidikan. Kebanyakan murid-murid ustd.Abdurrahman Bahalwan senang dikarenakan dalam mengajar,beliau lebih memberi ruang kepada murid-muridnya untuk mengembangkan kemerdekaan berpikir.Sehingga murid-muridnya merasa lebih tertantang untuk terus berusaha semaksimal mungkin untuk mencari,menemukan mengidentifikasi  dan memecahkan persoalan yang sedang dibahas/dihadapi.

Berikut adalah komentar dari murid dan sahabat beliau yang disampaikan pada penulis.

Hasan Jabbal. Dalam berbagai kesempatan,ketika bertemu dengan penulis mengatakan bahwa,abangmu ( ustd.Abdurrahman ) tidak hanya seorang guru,akan tetapi ia juga menguasasi ilmu astronomi ( perbintangan ).Setiap tanggal 21 Maret,murid-murid sekolah Al-Irsyad Surabaya dikumpulkan di lapangan sekolah sehabis Isya’. Tujuannya adalah untuk melihat anekaragam bintang yang bertebaran di langit.Pada saat itu abangmu,menjelaskan satu-persatu bintang yang ada pada murid-muridnya.Termasuk kapan bintang itu muncul trus pertanda apa bagi masyarakat sekitar.( petani misalnya ). Disamping itu abangmu juga menerangkan dari sudut agama,yaitu tentang kebesaran Allah SWT. Sehingga murid-muridnya senang,riang gembira dalam menerima pelajaran,karena metode yang dipakai rekreatif dan mengena.Para muridnya tidak hanya paham tentang ilmu perbintangan,tetapi lebih dari itu semakin bertambah keimanannya kepada Allah SWT.

Abdul Aziez Baya’sud (Aziez Rawon Jakarta). Pada mulanya  Aziez rawon,biasa disebut bertanya kepada penulis.Apakah kamu ada hubungan keluarga dengan ustd.Abdurrahman Bahalwan ?. Saya jawab,ya saya adiknya. Trus dia bercerita tentang ustd.Abdurrahman Bahalwan.Dalam mengajar,abangmu sudah maju dibanding pada jamannya. Artinya mengajarnya enak,tidak membosankan dan tidak menakutkan.Tetapi murid-muridnya  malah segan dan hormat sama beliau. Dalam mengajar banyak menyampaikan teori-teori serta kejadian sehari-hari yang ada di sekitar kita. Trus dihubungkan dengan materi yang sedang diajarkan.Para muridnya diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mencari sendiri tentang suatu persoalan.Kemudian apabila ada persoalan,baru ustd.Abdurrahman yang membenarkan.Jadi kebebasan berekspresi muridnya sangat dikembangkan dan dihargai. Dan pada akhir materi pelajaran,ustd.Abdurrahman Bahalwan selalu memberikan semangat dan motivasi kepada murid-muridnya,agar senantiasa belajar dan berusaha semaksimal mungkin. Kata Ajis rawon untuk abangmu,saya tidak ada komentar lain,kecuali satu kalimat saja,ustd. Abdurrahman Bahalwan memang luar biasa.

Yang menggelitik penulis adalah,kenapa Abdul Aziez Baya’sud dijuluki AJIS RAWON ? Akhirnya penulis mencoba mencari informasi,salah satunya dari Mohammad Bahmid.  Abdul Ajis Baya’sud pernah bekerja di Saudi Arabia dengan membuka usaha” WARUNG NASI RAWON.Ajis bekerja di Saudi mulai tahun 1964 -1980.Rawonnya sangat enak,rasanya sedap dan dagingnya empuk. Sehingga rawon Ajis tidak hanya disukai jamaah dari Indonesia,akan tetapi jamaah dari luar negeri juga senang dengan rawon Ajis. Hampir setiap jamaah yang pergi ke Saudi,maka rawon Ajis menjadi jujugan untuk wisata kuliner. Dan sejak saat itulah dan itu sudah menjadi kebiasaan di kalangan jamaah,untuk menambah keakraban,maka Abdul Aziez Baya’sud selanjutnya mendapat julukan AJIS RAWON. Ajis kecil memang bukan asli arek Suroboyo,ia pendatang dari Tuban dan sekolah di Al-Irsyad Surabaya mulai tahun 1948 dan tinggal di Kalimas Madya III ( Noer Bait ) Surabaya. .Sekarang umur Ajis sudah 80 tahun,namun kondisinya kurang sehat.Tetapi ketika penulis mengontaknya untuk mendapatkan informasi tambahan tentang ustd.Abdurrahman ahalwan,dia bersemangat untuk bercerita tentang gurunya yang sangat dicintai itu., Sekarang Ajis rawon tinggal di Jl. Condet Batu Kambang Jakarta Timur. Dia mempunyai 6 orang anak.Penulis berdoa agar kesehatannya segera pulih dan dapat bercengkeramah kembali.

Awad Ubaid. Pola hidup,cara berpikir,kesederhanaannya dan sangat menghargai muridnya. Ustd.Awad Ubaid banyak dipengaruhi oleh ustd.Abdurrahman Bahalwan.Kebetulan ustd.Awad Ubaid disamping sebagai gurunya penulis juga tetangga dekat.Jadi sering diberbagai kesempatan ustd.Awad Ubaid bercerita tentang abangku ( ustd.Abdurrahman Bahalwan ).

Helmi Gana’. Satu hal yang tidak dapat dilupakan oleh Bang Helmi,demikian biasa disebut mengatakan pada penulis.Dalam sebuah kesempatan abangmu,ustd.Abdurrahman Bahalwan bertanya kepada saya, siapa namamu? Dan saya jawab ana,Helmi Gana’.Setelah itu beliau menjelaskan,kata Gana’ itu berasal dari bahasa Arab yaitu AL-QONA’A yang artinya menerima apa adanya. Dari cara menjelaskan yang gampang dicernak dan dengan bahasa yang mudah dipahami serta pembawaannya yang bersahaja itulah yang membuat saya kagum pada abangmu.Menurut Bang Helmi,wawasan ustd.Abdurrahman Bahalwan kususnya tentang sastra Arab sangat luas.Dan sejak saat itulah saya terkesan dan tidak akan lupa dengan beliau.

Rata-rata para muridnya mengagumi kepribadian beliau,cara mengajar, wawasan keilmuannya luas serta mampu membangkitkan semangat para murid untuk terus berjuang dan maju.

Sahabat beliau, Ahmad Bin Abdul Karim Attamimi (Bang Amak ). Pernah bercerita pada penulis,salah seorang pengajar di sekolah Al-Irsyad Surabaya yang berasal dari Kuwait,Ustd.Mahmud Al-Ayyubi,sangat sayang dan bangga dengan ustd.Abdurrahman Bahalwan,karena kepandaiannya khususnya penguasaan sastra Arab yang luar biasa.Ketika tugas pengabdian ustd.Mahmud Al-Ayyubi berakhir di Al-Irsyad Surabaya dan bermaksud kembali ke Kuwait,ustd Mahmud Al-Ayyubi hendak mengajak ustd.Abdurrahman Bahalwan ke Kuwait.Agar penguasaan sastra Arabnya dapat berkembang lebih baik lagi serta  mendapatkan penghidupan yang lebih baik. Akan tetapi dengan berbagai pertimbangan termasuk keluarga ,akhirnya ,ustd.Abdurrahman memilih untuk tetap tinggal di Surabaya dan melanjutkan tugas pengabdiannya di Al-Irsyad Surabaya. Dari sisi ini penulis mendapatkan palajaran berharga,yaitu dalam mengambil keputusan harus dilakukan dengan cermat,hati yang jernih serta mempertimbangkan berbagai aspek,baru keputusan diambil.. Tentang hal ini,setelah saya sampaikan pada bang Helmi atau mimi biasa panggilan dalam keluarga ( kira-kira 4 bulan sebelum meninggal ),dan abang saya itu membenarkan cerita saya. Dan menurut informasi ternyata ustd.Mahmud Al-Ayyubi setelah kembali ke Kuwait.beliau ikut berjuang. Karena pada saat itu Kuwait sedang berperang melawan Inggris. Karena dedikasi dan perjuangannya yang luar biasa untuk mempertahankan Kuwait dari serangan Inggris,maka oleh pemerintah Kuwait, ustd.Mahmud Al-Ayyubi dianugerahi Pahlawan Nasional.Dan sebagai wujud kecintaannya pada Indonesia, ustd.Mahmud Al-Ayyubi juga mendirikan sekolah”Qiroatul Qur’an di Pasuruan Jawa Timur.


Sahabat beliau, ustd.Abdullah Yahya Baya’syud. Abangmu itu orang yang JENIUS.Kenapa saya katakan jenius.Ketika ada tes Angkatan Laut ( AL ) .Abangmu beserta teman-temannya ikut tes. Dan ternyata yang diterima hanya abangmu ( ustd.Abdurrahman Bahalwan ) saja.Saat itu abanya ( Zein Abdurrahman Bahalwan ) setuju,tetapi ibunya tidak menyetujui.Maka akhirnya abangmu tidak jadi masuk angkatan laut.

Sahabat beliau yang lainnya adalah Ustd. Ali Hadadi, Ustd. Sholeh Suweleh, HM.Rosyidi yang juga aktivis di organisasi Muhammadiyah serta masih banyak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Hampir sahabaatnya,senang berkawan dengan ustd.Abdurrahman Bahalwan. Orangnya enak diajak bicara,tidak membeda-bedakan dan sangat menghormati dan menghargai orang lain.

Dari komentar para murid dan sahabat beliau,dapat penulis tambahkan,ternyata ustd Ahmad Bahalwan dan ustd Abdurrahman Bahalwan,bukan hanya sekedar guru biasa,tetapi guru yang dapat dijadikan panutan oleh murid-muridnya. Dan bahkan untuk ustd Abdurrahman Bahalwan sangat menguasai sastra Arab dengan baik. Sehingga beliau dipercaya mengajar di Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) Sunan Ampel Surabaya..Disamping itu beliau ( ustd. Abdurrahman Bahalwan ) juga banyak menggubah lagu-lagu bernuansa Arab.Termasuk MARS AL-RSYAD. Kiprah DUA Bahalwan dalam dunia pendidikan Al-Irsyad sangat luar biasa.Menjadi tanggungjawab Bahalwan junior untuk terus meneladani dan mengaplikasikan jiwa dan semangat DUA BAHALWAN dalam kehidupan sehari-hari. Kami, penulis dan keluarga selalu berdoa,agar apa yang telah beliau berdua lakukan untuk junior dan Al-Irsyad menjadi bagian dari amal jariah dan mendapat Ridho Allah SWT,Dan semoga kami diberi kekuatan dan kemudahan oleh Allah SWT untuk mewujudkan cita-cita beliau yang belum tercapai.

DUA BAHALWAN, Ustadz Abdurrahman Bahalwan dan ustd.Ahmad Bahalwan.Acara pernikahan Taufiq Bin Ali Bahalwan dengan Dora Binti Abdul Kadir Bahalwan. Acara berlangsung di rumah Fadhil Bahalwan,Mulyorejo Tengah Surabaya tanggal 4 Agustus 1985.Bertindak sebagai wali dari mempelai perempuan sekaligus yang menikahkan adalah ustd.Abdurrahman Bahalwan.


Pelaksanaan Akad Nikah Taufiq Bahalwan dengan Dora Bahalwan. Ustadz Abdurrahman bin Zen Bahalwan sebagai wali mempelai perempuan sekaligus yang menikahkan.                 

Mari kita songsong masa depan dengan jiwa dan semangat DUA BAHALWAN. Semoga Allah SWT memudahkan niat baik kita untuk menjadi generasi yang lebih baik yaitu generasi sholeh-sholehah yang siap hidup di zamannya dengan tetap berpegang teguh pada Alqur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.                       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar