Sabtu, 17 Desember 2022

PERSAUDARAAN YANG TIDAK PERNAH LEPAS (BAGIAN XXXV)

Suasana perkemahan Pramuka Gudep 77 Al-Irsyad Surabaya di Polaman - Lawang tahun 1971. Ahmad Bahadiq (Narasumber – tengah, tanda panah merah)

Satu lagi anggota Pramuka Gudep 77 Al-Irsyad Surabaya yang mempunyai peran tidak sedikit dalam kegiatan kepramukaan. Beliau bernama AHMAD (BAMBANG) BAHADIQ. Alhamdulillah, Senin, 28 November 2022, bersilaturrahim dengan penulis untuk berbagi cerita tentang pengalamannya ketika aktif di pramuka dan telah mengikuti beberapa kegiatan perkemahan serta pelatihan.

Berikut ini adalah pengalaman yang disampaikan kepada penulis : PERKEMAHAN DI KEBOMAS GRESIK.

Alhamdulillah, untuk pertama kalinya Angkatan I dari Pramuka Gudep 77 Al-Irsyad Surabaya mengadakan perkemahan di Kebomas Gresik tahun 1970 dengan mengambil lokasi di dekat kuburan Cina di atas Bukit Kapur. Bagian bawah ada kolam (sumber air) karena menurut masyarakat sekitar banyak penduduk yang mengonsumsi air kolam tersebut. Tenda yang didirikan berada di atas sehingga menggambarkan lokasi ini menjadi tantangan untuk para peserta. Boleh dikatakan dalam setiap perkemahan yang diadakan, Pramuka Gudep 77 Al-Irsyad Surabaya, dalam pendirian tenda selalu mencari tempat dekat air karena air merupakan sumber kehidupan.

Ahmad Bahadiq juga menyampaikan apa yang dikatakan oleh kakak pembina kala itu, “Walaupun perkemahan di Kebomas ini merupakan perkemahan rutin (biasa), akan tetapi dijadikan sarana untuk melihat seberapa jauh pengetahuan, kecakapan dan keterampilan yang dikuasai oleh anggota pramuka, khususnya penajaman keterampilan tentang tanda tapak, semaphore dan keterampilan lainnya”.

Peserta yang ikut perkemahan di Kebomas yaitu Faisal Bin Thalib (Ketua), Saleh Basymeleh (Wakil Ketua), Ahmad Bahadiq, Farhad Baisa, Geys Bin Muchsin Alchotib, Aufa Bahalwan, Abdul Aziez Bahalwan, Oscar Bobsaid, Abdul Latif Alamudi, Fauzi Bin Mahfud, Syauqi Allan, Ahmad AR, Amin Basyaeb dan Novel Bobsaid. Sedangkan kakak pembina terdiri atas : Abdul Aziz Allan, Muhammad Bin Qurusy (Amak Jidah) dan Farid Bahalwan. 

Penulis tertarik dengan apa yang diceritakan oleh Ahmad Bahadiq dan bertanya, “Kenangan apa yang menarik ketika berkemah di Kebomas Gresik ?” Ahmad Bahadiq pun menjawab“Tenda kita letaknya di atas. Sebelum Subuh, saya (Ahmad Bahadiq) turun ke bawah untuk mengambil air di kolam”. Ahmad Bahadiq terkejut karena melihat ikan besar dalam posisi berdiri agak lama, mungkin ambil oksigen, karena mulutnya menganga. “Seolah-olah memberikan kesan, ingin berkenalan dengan saya. Itulah kenangan menarik yang sampai sekarang sulit dilupakan,” kata Ahmad Bahadiq sambil tertawa. 

Masih di tahun 1970, Ahmad Bahadiq bersama anggota Pramuka Gudep 77 Al-Irsyad Surabaya berkemah di Kenjeran Lama, dekat pasar ikan, namanya Kampung Kejawan. Ahmad Bahadiq membawa anak-anak Yunior. Seperti umumnya perkemahan, acaranya adalah uji pengetahuan, keterampilan dan ketangkasan. Terpenting adalah mengenalkan anak-anak akan hidup mandiri dan bertanggungjawab. Ahmad Bahadiq mengatakan, “Rencananya kita akan kemah dua malam. Berhubung banyak nyamuk dan besar-besar, sehingga kita kalah serangan. Baru kali ini kita kalah. Akhirnya kita kemah cukup semalam saja, karena banyak nyamuk. Lokasi tenda kita dekat jalan dan pantai”.

Ahmad Bahadiq melanjutkan ceritanya, “Ketika kemah di Polaman - Lawang bersama anggota lainnya tanggal 30 Agustus s/d 4 September 1971, dengan kakak pembina, Abdul Aziz Allan, ada kenangan yaitu tiba-tiba malam hari kita dibangunkan untuk melakukan beberapa kegiatan yang sudah dipersiapkan, diantaranya adalah berendam dalam kolam. Hal ini dilakukan disamping untuk menguji mental juga daya tahan tubuh”.

Suasana perkemahan di Polaman – Lawang. Abdul Aziz Allan (kakak pembina – kiri) bersama Ahmad Bahadiq (Narasumber)

Pada kesempatan ini penulis ingin bertanya lebih dalam lagi tentang jenjang / tingkatan di pramuka. Ahmad bahadiq mengatakan bahwa ada tiga jenjang / tingkatan sebagai berikut :

- Untuk pramuka siaga, usia 7 – 10 tahun, topi baret dengan emblem warna hijau. Ada tiga tingkat SKU (Syarat Kecakapan Umum) yaitu : Siaga Mula, Siaga bantu dan Siaga Tata

- Untuk pramuka penggalang, usia 11 – 15 tahun, topi baret dengan emblem warna merah. Ada tiga tingkat SKU (Syarat Kecakapan Umum) penggalang yaitu : Penggalang Ramu, Penggalang Rakit dan Penggalang terap.

- Untuk pramuka penegak, usia 16 – 20 tahun, topi baret dengan emblem warna kuning. Ada dua tingkat SKU (Syarat Kecakapan Umum) yaitu : Penegak Bantara dan Penegak Laksana. "Alhamdulillah, saya (Ahmad bahadiq) pernah menempuh pendidikan penegak di Surabaya, tepatnya di Jalan Ahmad Yani,” demikian kenang Ahmad Bahadiq dengan rasa bangga.

Pada pawai HUT Pramuka tanggal 14 Agustus 1974 di Monas Jakarta, Ahmad Bahadiq dan kawan-kawan ikut serta dalam acara tersebut. Hal ini karena Gudep 77 Al-Irsyad Surabaya mendapat reward / penghargaan dari Kwarcab Surabaya atas prestasinya sebagai Juara I dalam Jambore di Bumimoro Surabaya tahun 1974.

Drumband Pramuka Al-Irsyad Surabaya sedang mempersiapkan acara Pawai HUT Pramuka 14 Agustus 1974 di Monas. Ahmad Bahadiq (Narasumber) berdiri paling depan
Lokasi : Sekolah Al-Irsyad Jl. KH. Hasyim Asy’ari No. 25 Jakarta

Persiapan pawai menuju Monas. Kiri : Abdul Aziz Allan (kakak pembina), Ahmad Bahadiq (tengah – Narasumber)
Lokasi : Sekolah Al-Irsyad Jl. KH. Hasyim Asy’ari No. 25 Jakarta

Mengakhiri perbincangan, penulis bertanya lagi tentang apa kesan dan pesan utamanya bagi generasi muda. Kesan menurut Ahmad Bahadiq sebagai berikut :

- Dalam pramuka persaudaraan tidak pernah lepas / putus. Sampai sekarang masih saya rasakan.

- Tidak ada perbedaan, antara kaya dan miskin semua sama. Pramuka mengajarkan kita hidup disiplin, gotong royong termasuk pendidikan akhlak pun dibentuk disitu. Salah satunya jurit malam, disitu ada edukasi tentang keberanian serta kesiapan mental. Pada intinya pramuka harus tanggap dan cakap dalam menghadapi segala persoalan.

- Selain itu dalam pramuka selalu bergembira, meskipun di hati ini ada rasa sedih, akhirnya menjadi senang.

- Untuk generasi muda, Ahmad Bahadiq berpesan, “Aktiflah dalam kegiatan pramuka, walaupun dengan penyesuaian - penyesuaian sesuai dengan kondisi zaman. Karena dalam pramuka kita dilatih banyak hal, diantaranya adalah kemandirian dan keterampilan (tali temali, paskibraka, P3K dan lain-lain). Kita diajari memetakan persoalan sekaligus memberikan solusinya (problem solving)”.

Ahmad Bahadiq juga berkata, “Alhamdulillah, generasi setelah saya (Ahmad Bahadiq) banyak yang menjadi rising star (bintang), diantaranya adalah Mohammad Bawedon yang pernah ikut Jambore Nasional di Sibolangit Sumatera Utara tahun 1974”.

Sekarang, Ahmad Bahadiq di usianya yang sudah 67 tahun ini, banyak aktif dalam kegiatan kemanusiaan dan keagamaan di beberapa tempat, di Surabaya dan luar kota. Ini semua salah satunya karena gemblengan dalam pramuka, hidup menjadi bermanfaat untuk orang lain.

Demikian bincang santai dengan narasumber. Banyak pelajaran yang dapat dipetik diantaranya adalah pengetahuan dan keterampilan sangat diperlukan dalam kehidupan, apalagi sekarang ini kompetisi memerlukan skill. Oleh karena itu, bangun komunikasi dan asah skill untuk mempersiapkan kehidupan yang lebih baik. Semoga pengalaman Ahmad Bahadiq menjadi penambah wawasan sekaligus inspirasi untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Aamiin.

Ditulis oleh : Washil Bahalwan

Narasumber : Ahmad Bahadiq

Ahmad Bahadiq (Narasumber - baju krem) bersama Penulis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar